Dark/Light Mode

Jokowi Terbang Ke Jawa, Lalu Ke Luar Jawa

Ekonomi Digas Lagi

Jumat, 15 Oktober 2021 08:15 WIB
Presiden Jokowi bersama Ibu Negara Iriana Jokowi dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengunjungi kawasan Puncak Waringin usai meresmikan kawasan tersebut di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Kamis (14/10/2021). (Foto: Setpres/Agus Suparto)
Presiden Jokowi bersama Ibu Negara Iriana Jokowi dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengunjungi kawasan Puncak Waringin usai meresmikan kawasan tersebut di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Kamis (14/10/2021). (Foto: Setpres/Agus Suparto)

 Sebelumnya 
Dengan berbagai indikator tersebut, Ketum Golkar ini optimis pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5 persen di kuartal IV-2021.

“Karena kita lihat beberapa indikator sudah jauh membaik dan kasus Covis-19 sudah lebih landai,” kata Airlangga.

Baca juga : Mendag Ramal Nilai Ekonomi Digital Capai Rp 4.531 Triliun

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mempunyai optimisme serupa. Menurut dia, wabah Corona yang terkendali menjadi momentum pertumbuhan ekonomi domestik yang lebih tinggi ke depan. Ia yakin, Indonesia tak akan lagi masuk jurang resesi.

“Tren pertumbuhan juga diperkirakan tetap positif dan berlanjut sampai 2022,” ujar Wimboh, kemarin.

Baca juga : Tim Pertama Lolos Ke Qatar, Der Panzer Pede Juara Dunia

Bank Indonesia (BI) juga optimis perekonomian masih tumbuh positif dan tinggi pada kuartal III 2021 seturut dengan pelonggaran PPKM dan menggeliatnya ekonomi. Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan, pertumbuhan ekonomi periode Juli 2021 hingga Agustus 2021 di kisaran 5 persen. “Ekonomi mulai membaik,” kata Perry.

Direktur riset Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Piter Abdullah menilai, pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 bisa melebihi proyeksi IMF, yakni dikisaran 3,5-4,5 persen. Dengan cataran, tidak ada gelombang ketiga Corona.

Baca juga : Eks Dirut Pembangunan Sarana Jaya Segera Jalani Sidang

Menurut Piter, prediksi tersebut dipengaruhi tiga hal. Pertama, faktor basis yang rendah (low-base effect). Pertumbuhan yang negatif pada tahun lalu akan membuat pertumbuhan kecil di tahun ini akan terhitung besar.

Kedua, mulai pulihnya ekonomi di kuartal II dan IV. Meski ada PPKM darurat, namun pertumbuhan ekonomi tetap positif di kuartal III. Ketiga, ada support dari kenaikan harga komoditas. Indonesia terus mengalami surplus neraca perdagangan. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.