Dark/Light Mode

Bisnis Kaos `Hanyut` Diterjang Banjir

Kamis, 27 Februari 2020 02:43 WIB
Ngopi - Bisnis Kaos `Hanyut` Diterjang Banjir
Catatan :
Redaktur

RM.id  Rakyat Merdeka - Musibah banjir yang menimpa sejumlah wilayah di DKI Jakarta dan Jawa Barat pada Selasa (25/2) bikin pusing banyak pihak. Bukan cuma dari segi penyebarannya, tapi juga dari sisi ekonominya.

Tidak usah jauh-jauh cari contoh bagaimana banjir menghambat mengganggu perekonomian. Seorang saudara saya di Kelapa Gading, Suharjanta, sampai dimarahi customernya gara-gara tidak bisa mengirimkan kaos dagangannya pada Selasa (25/2). Bahkan, beberapa di antaranya sampai membatalkan pesanan.

Padahal, ketidakmampuan saudara saya mengirimkan barang bukan karena menjual kaos kosong. Melainkan karena tidak ada satu pun aplikator pengiriman barang yang bersedia mengantarkan kaos dagangannya. Salah satunya karena akses menuju rumah saudara saya itu terdampak genangan dan banjir.

Baca juga : Bisnis Kerajinan Kulit Sapi

"Tiap dapet, langsung nyerah pengemudinya. Katanya, akses ke sini banjir, enggak bisa jemput barang,"keluhnya.  

Gara-gara masalah ini, 3 customernya yang membatalkan pesanan. Padahal, kaos sudah disablon. Kerugiannya mencapai Rp 800 ribu . Bisnis kaosnya “hanyut” hari itu.

Saudara saya di Kelapa Gading mungkin hanya salah satu contoh pelaku usaha yang merugi karena banjir. Itu pun kelas rumah tangga. Saya belum tahu pelaku usaha mana lagi yang terdampak kerugian.

Baca juga : Pagi Ini, Depan Istana Negara Banjir

Yang saya tahu, akibat banjir, total sebanyak 2.229 gardu dimatikan PLN di wilayah Jakarta dan Jawa Barat untuk mencegah konsleting. Padahal, di era modern saat ini, tenaga listrik jadi salah satu penggerak perekonomian. Baik untuk tingkat industri skala besar maupun kelas rumah tangga.

Sebagai contoh saja, saat terjadi pemadaman masal di sebagian wilayah Jawa pada Agustus 2019, banyak pelaku usaha kelas kakap, mulai dari e-commerce, Gojek, Grab, hingga pelaku usaha jus buah rumahan menjerit. Maklum, tenaga penggerak mereka bersumber dari listrik. Lantas, bagaimana dengan banjir kali ini? Saya tidak bisa membayangkan.

Masalah banjir lima tahunan harusnya sih bisa diantisipasi dengan baik. Sebab, namanya saja 'siklus', artinya periodenya bisa diprediksi.

Baca juga : Cegah Virus Corona, Turis Dari Wuhan Dilarang Masuk Indonesia

Bila yang selalu dipersoalkan selama ini adalah masalah pemukiman, terdegradasinya garis sempadan sungai hingga masifnya penyedotan air tanah, maka pemerintah sudah seharunsya mencari solusinya. Bukan justru berdebat saling menyalahkan. Bukan dijadikan kesempatan untuk menjatuhkan.

Susilo Yekti, Wartawan Rakyat Merdeka

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.