Dark/Light Mode

Shampo

Sabtu, 2 Februari 2019 07:50 WIB
Ngopi - Shampo
Catatan :
WIDIA SAPUTRA

RM.id  Rakyat Merdeka - Saya mengamati tangan saat berkeramas. Ada berhelai-helai rambut rontok dalam buih-buih shampo, pun yang tumpah ke lantai kamar mandi. “Masya Alloh rontok,” saya menggumam.

Setelah selesai mandi, saya amati kepala ini yang sedang dikeringkan dengan handuk putih yang warnanya sudah memudar. Di situ saya juga menemukan helain uban yang tercerabut dari kepala. “Saya sudah tua. Ini alarm hidup,” batin saya membisik.

Baca juga : Sampah dan Doa

Saat itu juga keheranan saya terjawab, mengapa dulu saya kerap dipanggil Mas, sekarang dipanggil Pak. Rupanya saya sudah tua. Terus terang ini membuat kepercayaan diri saya menurun. Apalagi kawan-kawan, dan saudara-saudara tak mirip saya. Ah, jangan-jangan saya tua sebelum waktunya.

Karib saya keturunan Arab bermarga Al Jufri menenangkan kegundahan saya. “Uban itu cahaya Mas orang muslim. Antum semakin berwibawa,” katanya. Lain lagi dengan pendapat ipar saya Kang Herman yang berprofesi tukang cukur.

Baca juga : Om, Mau Cewek Nggak Om...?”

Dia bilang, uban di kepala saya bukan melulu banyaknya pikiran, karena profesi saya sebagai kuli tinta. “Bisa jadi karena Shampo-nya nggak cocok Om,” kata ayah dua anak ini. Kang Herman menyarankan saya agar rutin keramas dengan sisa rendaman kacang hijau dan pantang mencabuti uban. “Memang baunya kurang enak, tapi mujarab loh,” ujarnya.

Beruntung, kepala saya nggak sampai botak. Tapi saya terhasut omongan Kang Herman. Jangan-jangan benar karena shampo. Kata pakar rambut iklan shampo di televisi, jenis rambut pria, wanita, dewasa dan anak-anak itu beda. Sebaiknya dibedakan.

Baca juga : Tukang Urut Keliling

Tapi di iklan-iklan shampo itu selalu mempromosikan keunggulannya masing-masing. Dari yang mencegah rambut rontok sampai membuat mahkota kepala manusia itu berkilau. Semprul. Tidak begitu nyatanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :