Dark/Light Mode

Temuan Tim Pengawas Haji DPR

Tenda Penuh, Pendingin Mati Jemaah Tidur Di Gang Kecil

Minggu, 2 Juli 2023 07:50 WIB
Anggota Timwas Haji DPR RI John Kenedy Aziz saat mengunjungi sejumlah Maktab di Mina, Mekkah, Arab Saudi, Kamis (29/6/2023). (Foto: Dok. DPR RI)
Anggota Timwas Haji DPR RI John Kenedy Aziz saat mengunjungi sejumlah Maktab di Mina, Mekkah, Arab Saudi, Kamis (29/6/2023). (Foto: Dok. DPR RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Senayan menyoroti pelaksanaan ibadah haji tahun ini yang dinilai banyak masalah. Kementerian Agama sebagai penanggung jawab pelaksanaan haji diminta memiliki strategi mengantisipasi situasi darurat.

Anggota Komisi VIII DPR John Kennedy Azis mengaku merasakan betul perjuangan para jemaah haji saat di Muzdalifah. Di sana, jemaah mengeluh kepanasan hingga jatuh sakit karena pendingin udara di dalam tenda mati. Jemaah juga merasakan kekurangan makanan, minuman, dan ketidakpastian kapan akan sampai di Mina.

“Alhamdulillah, sebagian besar sehat, tapi ada yang masih diinfus. Saya ikut berdukacita, ada satu orang yang me­ninggal dari insiden tersebut,” ujar John yang juga anggota Tim Pengawas (Timwas) haji saat mengunjungi sejumlah Maktab di Mina, ­Mekkah, Arab Saudi, Kamis (29/6) waktu setempat.

Peristiwa matinya pendingin ruangan ini, lanjut John, terjadi selama dua hari. Kondisi ini diperparah dengan situasi tenda yang mengalami over kapasitas. Tenda semestinya hanya memuat 100-200 orang, namun dipaksa menampung lebih dari setengah kali lipat jemaah haji. Sehingga, tak sedikit jemaah terpaksa ­hanya nongkrong dan tidur-tiduran di gang-gang kecil.

Baca juga : Kelelahan & Kelaparan, Jemaah Haji Lansia Pingsan Usai Lempar Jumroh Aqobah

John juga menemukan, di setiap tenda ada kasurnya sudah lengkap, tetapi banyak juga kasurnya yang kurang. Sementara dari sisi fasilitas toilet, para jemaah terpaksa antre cukup panjang. “Selanjutnya, transportasi. Mereka berharap, bus yang akan mengantar ke hotel di Masjidil Haram tepat waktu dan tidak over time lagi,” harapnya. 

Politisi Fraksi Golkar ini bahkan ikut saweran sewa bus untuk mengangkut jemaah haji Indo­nesia. Sebab saat itu, ada jemaah haji Indonesia yang belum di­angkut oleh Petugas Penye­lenggara Ibadah Haji (PPIH). Sementara cuaca terik ­menyengat dengan suhu 43 derajat Celcius. “Saya kasih uang riyal semuanya yang ada di dompet. Mudah-mudahan, bisa bermanfaat membantu,” ungkapnya.

Dia berharap, saran-saran dari rakyat maupun parlemen harus betul-betul diperhatikan. Sebab, setiap pandangan yang disampaikan dalam setiap rapat kerja adalah hasil menyerap aspirasi masyarakat. 

“Dalam rapat kerja terakhir yang dihadiri Menteri Agama, kita sampaikan risiko-risiko seperti insiden di Muzdalifah kemarin. DPR dengan Pemerin­tah mesti bersinergi untuk memecahkan masalah-masalah mengenai pemberangkatan, pelaksanaan, hingga kepulangan ibadah haji,” harapnya.

Baca juga : Jadi Pengawas Haji, Paramitha Keliling Hotel Jemaah Di Misfalah

Terpisah, Ketua DPR Puan Maharani meminta Pemerintah memiliki strategi antisipasi menghadapi situasi darurat saat pelaksanaan haji. Hal ini me­respons peristiwa telantarnya jemaah haji Indonesia di Muzdalifah, usai menunaikan ibadah wukuf di Arafah.

“Saya memahami Pemerintah dan petugas haji sudah berusaha memberikan pelayanan yang terbaik. Tapi, harus ada upaya perbaikan agar ke depan penye­langgaraan haji bisa lebih baik dan tidak membuat jemaah haji kita kesulitan,” kata Puan.

Puan bilang, penye­lenggara haji perlu memiliki sistem ma­najemen krisis menganti­si­pasi hal-hal yang tidak bisa di­prediksi. Apalagi kejadian di Muzdalifah ini memang di luar kendali. “Perbaiki manajemen antar jemput jemaah, termasuk untuk makanan. Bagaimana kita mengantisipasi agar dalam kondisi sulit yang tak terhindarkan, jemaah tetap ­nyaman dan aman,” ucapnya.

Puan meminta Pemerintah sigap mencari jalan keluar saat terjadi kepadatan lalu lintas. Arus lalu lintas dari Mekkah ke Mina memang dalam kondisi padat sehingga bus jemaah haji tersendat dan terlambat sampai ke lokasi penjemputan. “Ke­jadian seperti ini bisa menjadi bahan pembelajaran agar ke depannya lebih baik,” tutur Puan.

Baca juga : Politik Uang Paling Tinggi Di Jawa Timur

Dalam kesempatan tersebut, dia juga menyoroti kuota 30 persen lansia dari total jemaah yang menunaikan ibadah haji tahun ini. Para jemaah lansia harus mendapat perhatian lebih karena mereka cenderung kesulitan saat menyelesaikan rangkaian ibadah haji.

“DPR menyadari bahwa kuota haji yang bertambah menambah beban pekerjaan Pemerintah dan petugas haji. Jadi, harus ada persiapan yang lebih matang. Apalagi haji kali ini banyak lansia. Selain petugas harus diperbanyak, treatment khusus perlu lebih diperhatikan,” ungkapnya.  

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.