Dark/Light Mode

Soal Adzan

Jokowi Takut Rakyat Kemakan Hoaks

Kamis, 28 Februari 2019 09:51 WIB
Presiden Jokowi diantara para Kyai dan Nahdliyin di Ponpes Miftahul Huda Al-Azhar, Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu (27/2). (Foto: Twitter @Jokowi).
Presiden Jokowi diantara para Kyai dan Nahdliyin di Ponpes Miftahul Huda Al-Azhar, Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu (27/2). (Foto: Twitter @Jokowi).

 Sebelumnya 
“Hati-hati. Jangan sampai ada konflik sekecil apapun di negaramu. Cepat selesaikan. Ukhuwah adalah hal penting, baik Ukhuwah Islamiyah, Wathaniyah dan Insaniyah. Beliau sampaikan sambil menitikkan air mata,” kata Jokowi mengutip omongan Ghani.

Merujuk pesan itu, Jokowi berharap NU ikut berpartisipasi menjaga ukhuwah. Jangan sampai karena urusan pemilihan bupati, gubernur atau presiden, persaudaraan jadi terputus. “Saya ajak kita semuanya untuk jaga Ukhuwah Islamiyah dan Wathaniyah kita,” ucapnya.

Baca juga : Pendukung 01 Ajak Rakyat Sampaikan Protes

Terakhir, Jokowi mengajak warga NU melawan hoaks. Apalagi, jelang pilpres ini makin banyak fitnah dan hoaks bermunculan. Dia minta NU segera merespons dengan baik. Apalagi, hoaks dan fitnah itu sudah mulai masuk dari pintu ke pintu. Dari rumah ke rumah.

“Kalau yang disampaikan ajakan kebaikan, silakan nggak apa-apa,” katanya. Jokowi kemudian mengomentari soal hoaks pemerintah akan melarang adzan, juga pemerintah akan melegalkan perkawinan sejenis. Jokowi memastikan, isu itu hoaks. Benar-benar hoaks. Nggak masuk di akal.

Baca juga : Golkar Jamin TakĀ Ada Intrik DalamĀ Pemilihan Hakim MK

Tidak mungkin pemerintah melarang adzan. Kendati begitu, Jokowi waswas, ada rakyat yang percaya hoaks semacam itu.

“Berdasar survei kami, ada 9 juta lebih masyarakat yang percaya hoaks,” ungkapnya. “Kalau hal-hal itu tidak direspons dan kita diam, masyarakat akan termakan.

Baca juga : Erick: Yang Suka Niru Bukan Kita

Sekali lagi survei menyebut ada 9 juta lebih masyarakat percaya (hoaks) sehingga kita harus bicara. Kalau yang percaya 20-30 orang kita diamkan, nggak apa-apa. Kalau sudah jutaan harus kita jelaskan. Ini kabar berbahaya bagi keutuhan berbangsa dan bernegara,” tuturnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.