Dark/Light Mode

Lebih Baik Mikir 1.000 Kali

Menggoyang SBY Akan Sia-sia Saja

Selasa, 2 Maret 2021 07:45 WIB
Jhoni Allen Marbun (Foto: Istimewa)
Jhoni Allen Marbun (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Riak-riak yang mau menggoyang kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Partai Demokrat masih bermunculan. Setelah dipecat dari Demokrat, orang-orang mbalelo itu, semakin terang-terangan pengen menggelar Kongres Luar Biasa (KLB). Namun, dengan solidnya kader Demokrat di akar rumput dan tingkat kepatuhan sangat tinggi terhadap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), lebih baik orang-orang mbalelo tadi berpikir 1.000 kali. Sebab, usahanya diramal akan sia-sia saja.

Salah satu yang sudah terang-terangan mau menggoyang AHY itu adalah Jhoni Allen Marbun. Bersama beberapa mantan pendiri Demokrat, Jhoni berencana menggelar KLB di Bali, awal Maret nanti. Dia mengklaim, KLB menjadi solusi untuk memperbaiki Demokrat, yang dicapnya kini jadi partai dinasti.

Jhoni menyampaikan hal tersebut dalam sebuah video berdurasi 9 menit 25 detik. Rakyat Merdeka mendapatkan video tersebut dari Darmizal, rekan Jhoni sesama kader Demokrat, yang juga baru dipecat.

Baca juga : Gakkum Klaim Tangani 1,500 Kejahatan Lingkungan Dan Hutan Selama Lima Tahun

Dalam video itu, Jhoni menuding SBY pernah melakukan kudeta di internal partai pada 2013. Saat itu, SBY, selaku Ketua Dewan Pembina, mengambil alih kepemimpinan Anas Urbaningrum di Partai Demokrat. 

"Inilah kudeta yang pernah terjadi di tubuh Partai Demokrat. Setelah Anas tersangka, terjadilah KLB pertama di Bali tahun 2013 untuk melanjutkan sisa jabatan Anas Urbaningrum hingga 2015," ucapnya.

Saat itu, kata Jhoni, SBY mengatakan hanya akan meneruskan sisa jabatan Anas. SBY kemudian membujuk Marzuki Alie, yang saat itu sebagai Ketua DPR, tidak maju sebagai Ketum Partai Demokrat. Padahal, pada kongres ke-2 di Bandung tahun 2010, Marzuki meraih suara terbesar kedua setelah Anas.

Baca juga : Hari Ini, Merapi Keluarkan 19 Kali Guguran Lava Pijar

Jhoni juga menuding SBY merekayasa kongres ke-4 tahun 2015 di Surabaya. Saat itu, SBY menjadi calon ketum tunggal. "Inilah bentuk ingkar janji SBY terhadap dirinya sendiri dan kader Partai Demokrat," tudingnya lagi.

Mendengar hal ini, pihak Demokrat tidak gentar. Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menyebut, aksi para pelaku kudeta atau gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat (GPK PD) mau menggelar KLB merupakan tindakan ilegal.

“Ilegal. Karena kalau ada KLB, pasti yang hadir bukan pemilik suara sah. Alias KLB bodong namanya," katanya, kemarin.

Baca juga : Lebih Dari 900 Pelanggan Drive-Thru Saling Bayarkan Belanjaan

Herzaky menjelaskan, mekanisme penyelenggaraan KLB Partai Demokrat sudah diatur. KLB hanya bisa dilakukan dengan persetujuan Ketua Majelis Tinggi yaitu SBY dan Ketua Umum yaitu AHY. Kemudian, KLB harus disetujui minimal dua pertiga dari 34 DPD Demokrat dan setengah dari 514 DPC Demokrat.

Herzaky memastikan, semua pengurus DPD dan DPC loyal terhadap SBY dan AHY. Mereka tidak akan mau ikut-ikutan GPK PD. “Semuanya sudah menyatakan setia kepada Ketum AHY dan menolak KLB," tegasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.