Dark/Light Mode

Bansos Beras Distop Sementara, Jokowi Tidak Kampanye

Jumat, 9 Februari 2024 08:58 WIB
Presiden Jokowi (Foto: Tangkapan layar)
Presiden Jokowi (Foto: Tangkapan layar)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sepekan sebelum pencoblosan, Presiden Jokowi kembali bicara soal kampanye. Jokowi menegaskan sikapnya yang tak akan ikutan kampanye di Pilpres 2024. Di saat yang hampir bersamaan, Jokowi menyetop bansos beras sementara untuk menghindari politisasi.

Pernyataan soal kampanye ini disampaikan Jokowi usai meresmikan jalan tol di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, Rabu (7/2/2024).

Saat itu, Kepala Negara menegaskan kembali agar Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, Polri, dan BIN menjaga netralitas dalam Pemilu 2024. Jokowi juga minta jajaran KPU dan Bawaslu bertidak profesional dan menjaga integritas Pemilu.

“Kita semua harus menjaga Pemilu yang damai, jujur, dan adil, menghargai hasil Pemilu, serta bersatu padu kembali untuk membangun Indonesia,” kata Jokowi, saat meladeni wawancara para wartawan.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini lalu mengajak seluruh rakyat agar datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) menggunakan hak pilihnya pada 14 Februari 2024.

Lalu, seorang wartawan bertanya, apakah Jokowi akan ikut kampanye? Mendapat pertanyaan itu, Jokowi bertanya balik. “Yang bilang siapa?" ucapnya.

Baca juga : Ucapannya Bikin Heboh, Ahok Kembali Ke Sifat Aslinya

Jokowi menjelaskan, pernyataannya soal "Presiden boleh kampanye" yang disampaikan di Halim Perdanakusuma beberapa waktu lalu adalah menjelaskan aturan Undang-Undang (UU) Pemilu. Dalam UU Pemilu dijelaskan Presiden dibolehkan untuk kampanye.

"Presiden memang diperbolehkan Undang-Undang untuk kampanye dan juga sudah pernah saya tunjukkan bunyi aturannya. Tapi jika pertanyaannya apakah saya akan kampanye? Saya jawab: Tidak. Saya tidak akan berkampanye,” tegasnya.

Pernyataan Jokowi ini mendapat apresiasi dari Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo. Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu yakin, jika benar Presiden tak ikut kampanye, demokrasi akan kembali ke jalan yang benar.

"Kalau itu bisa dilakukan, saya respect betul, karena demokrasi akan bisa kembali pada track yang sudah betul," kata Ganjar, dalam lanjutan safarinya di Magelang, Jawa Tengah, Rabu (7/2/2024).

Menurut Ganjar, pernyataan Jokowi sebelumnya soal Presiden boleh kampanye telah memunculkan gelombang kritik dari perguruan tinggi terhadap potensi kecurangan pada Pilpres. Karena itu, Ganjar menyampaikan hormat kepada Jokowi yang menyampaikan koreksi.

"Kalau ada sikap itu, tentu sangat-sangat respect, sangat hormat, dan kampanye jauh lebih baik," kata Ganjar.

Baca juga : Para Menteri Tak Terganggu Pilpres

Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, ikut menanggapi pernyataan Jokowi, yang merupakan ayahnya. Gibran mengaku selama ini memang Jokowi tak ikut kampanye. Bahkan, ia mengaku tidak tahu kegiatan Jokowi.

"Saya malah nggak tahu agendanya apa, kegiatannya apa," kata putra sulung Jokowi ini, Kamis (8/2/2024).

Gibran mengaku bahwa selama ini jalan sendiri-sendiri,tidak pernah bersama sang ayah. "Kita kan jalan sendiri-sendiri," ucapnya.

Sedangkan Capres nomor urut 1, Anies Baswedan, menyampaikan pentingnya ketegasan dari seorang pemimpin agar masyarakat tidak bingung. Anies juga menyinggung soal etika dan tata krama yang konsisten.

"Penting bagi masyarakat itu memiliki kepastian, kejelasan, dan ada rujukan, patokan, tidak terombang-ambing, nanti tidak kebingungan," kata Anies.

Bansos Beras Distop Sementara

Selain tidak kampanye, Jokowi juga memutuskan untuk menghentikan sementara penyaluran bansos beras. Tujuannya, agar tidak ada politisasi terhadap bantuan tersebut.

Baca juga : Dapil Papua Barat, Jadi Rebutan Raja-raja Daerah

"Bapak Presiden menyampaikan, kalau memang ini (bansos beras) harus dihentikan sementara. Sehingga tidak terjadi polemik bahwa bantuan pangan ini dipolitisasi," kata Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, dalam keterangan tertulis pada Rabu (7/2/2024).

Kata Arief, kebijakan ini diambil agar proses Pemilu dapat berjalan lancar. "Pada 11 sampai 13 Februari yang merupakan masa tenang Pemilu, bantuan pangan beras akan dihentikan sementara untuk menghormati Pemilu dan pemuktahiran data. Sekali lagi, ini karena memang tidak ada politisasi bantuan pangan,” tutur Arief.

Arief menegaskan, bantuan pangan sangat diperlukan masyarakat dan telah merencanakannya sejak lama. Penyaluran bantuan pangan akan dilanjutkan kembali setelah hari pemungutan suara. "Nanti setelah Pemilu, 15 Februari akan dimulai lagi penyalurannya bantuan pangan beras ini," ujarnya.

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Jumat (9/2), dengan judul "Bansos Beras Distop Sementara, Jokowi Tidak Kampanye".

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.