Dark/Light Mode

Muhammadiyah-NU Ajak Masyarakat Kawal Pemilu Jujur Dan Adil

Minggu, 11 Februari 2024 06:26 WIB
Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (kiri) dan Sekum PP Muhammadiyah Abdul Muti (Foto: Istimewa)
Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (kiri) dan Sekum PP Muhammadiyah Abdul Muti (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Abdul Mu’ti menilai, imbauan moral dari kampus menunjukkan kehirauan para civitas akademika terhadap masa depan. Semestinya, imbauan tersebut tidak perlu dicurigai. Apalagi, menuduhnya sebagai bagian dari agenda-agenda, misalnya ditunggangi kelompok tertentu.

Sebagai insan kampus, Abdul Mu'ti melihatnya semata-mata karena kepedulian mereka terhadap masa depan bangsa, dan harapan besar agar Pemilu berlangsung secara luber, jujur, dan adil. Serta menghasilkan pemimpin nasional yang terbaik, wakil rakyat yang terbaik.

Abdul Mu'ti berpendapat, imbauan moral itu hendaknya dihiraukan juga oleh para penyelenggara negara, oleh para penyelenggara Pemilu, termasuk Presiden.

"Imbauan jangan ditafsirkan terlalu jauh. Semuanya masih tetap dalam kerangka dan koridor, yang sesuai dengan pesan moral serta kepentingan bangsa dan negara. Bukan kepentingan partisan untuk calon tertentu," papar Abdul Mu'ti.

Baca juga : Menag Doakan Kemajuan Bangsa, Pemilu Lancar Dan Ajak Hormati Perbedaan

"Pemilu dan Pilpres merupakan bagian dari proses berpolitik berbangsa dan bernegara yang harus dijalani," imbuhnya.

Abdul Mu’ti dan Gus Ipul merasa gembira, melihat pelaksanaan Pemilu sampai babak akhir kampanye berjalan lancar. Tidak ada insiden yang mengganggu proses politik.

"Menjadi panas mungkin, tapi semuanya bisa meletakkannya dalam suatu hal yang dimaklumi dan dipahami," tutur Gus Ipul.

"Semoga tetap lancar. Jalan terus ke depan sampai nanti hari pemilihan. Setelah itu, apa pun hasilnya harus diterima dengan baik," sambungnya.

Baca juga : Gathering Masyarakat Indonesia Meriahkan Pemilu Di KBRI Dhaka Bangladesh

Abdul Mu’ti pun sama. Dia sependapat dengan Gus Ipul bahwa tahapan Pemilu berjalan dengan baik, kampanye berjalan dengan lancar.

Dia berharap, suasana gembira, suasana guyub ini dapat terus terbangun sampai coblosan 14 Februari.

"Semoga, semua pihak bisa menerima apa pun hasil Pemilu, sebagai pilihan rakyat dan wujud kedaulatan rakyat untuk Indonesia masa depan. Yang menang jangan jumawa, yang kalah harus legowo," ujar Abdul Mu'ti.

Setelah Pemilu, lanjutnya, segenap lapisan masyarakat harus bersatu. Ada proses rekonsiliasi dan proses akomodasi, sehingga the winner takes all tidak terjadi. Yang menang, tidak akan mengambil semuanya. Yang kalah, tidak akan disingkirkan.

Baca juga : Kompak, NU-Muhammadiyah Minta Pemenang Pilpres Tak Jumawa, Yang Kalah Legawa

"Yang seperti itu, bukan bagian dari karakter kıta. Juga bukan bagian dari sistem politik di Indonesia. Kita tidak mengenal adanya pemerintah yang berkuasa dan partai yang beroposisi. Karena pada dasarnya, semuanya adalah bagian dari pilar demokrasi di Indonesia," jelas Abdul Mu'ti.

Karena itu, masih ada waktu untuk menimbang calon-calon yang terbaik. Masyarakat diminta tidak apatis terhadap proses Pemilu, dan tidak terlalu pragmatis wani piro. Harus menjadi pemilih yang kritis.

“Intinya, kami Muhammadiyah mengimbau semua pihak, agar sekali lagi dapat mengikuti semua tahapan pemilu dengan sebaik-baiknya. Serta menerima apa pun hasilnya, sebagai bagian dan konsekuensi dari sistem demokrasi yang kita pilih bersama-sama," pungkas Abdul Mu’ti.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.