Dark/Light Mode

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia

Investor Besar Wajib Kawin Dengan UMKM

Sabtu, 6 Februari 2021 06:34 WIB
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia Investor Besar Wajib Kawin Dengan UMKM

 Sebelumnya 
Capaian ini membuat Presiden Jokowi menaikkan target investasi BKPM menjadi Rp 900 triliun. Apa tanggapan Anda?

Presiden selalu mewanti-wanti kami, bahwa investasi adalah pintu masuk untuk terjadi pertumbuhan ekonomi, baik konsumsi maupun lapangan pekerjaan. Kami maknai ini sebagai perintah dan motivasi. Sebagai pembantu Presiden, kami akan sungguh-sungguh menerjemahkan itu. Tentu dengan langkah strategis.  

Yakin mencapai target? 

Baca juga : Komite Mahasiswa Indonesia Yakin, Listyo Jadi Calon Kapolri Karena Kualitas

Insya Allah. Sebagai pembantu Presiden, kami harus mencari jalan, selama dalam koridor aturan. Kita tahu pandemi belum selesai. Tapi suasana pandemi di 2021, berbeda dengan tahun lalu. Ada 4 hal yang menurut saya bisa membuat kita percaya diri.

Pertama, orang sudah mulai percaya. Kedua, sudah terbiasa dengan pandemi. Ketiga, kita punya UU Cipta Kerja. Keempat, prospek realisasi investasi yang menyampaikan minatnya, alhamdulillah baik.  

Boleh tahu, sektor mana saja yang sexy saat pandemi?

Baca juga : Dorong Investasi Berkualitas, BKPM Wajibkan Investor Besar Bermitra Dengan UMKM

Sebelum pandemi, kita sedang masuk ke sektor transformasi ekonomi. Tapi karena pandemi, kami pakai dua cara. Pertama, padat karya untuk menyerap 15 juta masyarakat yang butuh pekerjaan. Kedua, berbasis teknologi. Hilirisasi industri itu pasti pakai teknologi. Nah ini, dua-duanya jalan.  

Prioritas ada di sektor kesehatan. Karena 90 persen alat kesehatan dan obat kita, masih impor. Setelah itu, baru sektor infrastruktur, pariwisata, dan lain-lain. Tapi, yang jauh lebih penting adalah energi baru terbarukan (EBT) dan pertambangan.

Di masa lampau, hampir semua negara menyebut Indonesia negara yang kaya. Kekayaan kita meliputi kehutanan, batubara, dan lain sebagainya. Tapi, apakah ada perusahaan kita yang disegani dunia? Tidak ada. Berarti, masa itu habis. Kemudian ikan. Ikan kita tidak akan habis. Tapi kita terlambat membangun industri perikanan. Kita sudah kalah dari Vietnam dan Thailand.

Baca juga : Kemenkop UKM Rinci 6 Indikator Strategis Roadmap Koperasi Dan UMKM Hingga 2024

Sekarang, yang kita punya dan banggakan nikel. Dunia tengah mengembangkan kebijakan besar: mengalihkan energi fosil menjadi energi ramah lingkungan. Di Eropa pada 2027-2030, sekitar 60-70 persen kendaraan mereka harus menggunakan baterai. Amerika, China, Asia, dan ASEN, mengikuti hal tersebut. Kebetulan, bahan baku baterai sumber utamanya nikel.

Dari total cadangan ore nikel dunia, 23 persennya ada di Indonesia. Dan 80 persen dari total bahan baku baterai (nikel, mangan, kobalt) itu ada di Indonesia. Ini momentum Indonesia. Dunia akan mengenal Indonesia, sebagai negara berkembang yang bertransisi menjadi negara maju, yang menjual produk kebutuhan dunia dan berbasis teknologi. Karena itu, kami mendorong investasi di sektor baterai mobil dan pabrik mobilnya.  
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.