Dark/Light Mode

Ironi Anak Muda

Selasa, 18 Januari 2022 06:40 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
OTT KPK dalam beberapa bulan terakhir mencatat, usia kepala daerah yang ditangkap memang relatif muda. Ada dua yang berusia 37 tahun. Satunya berusia 39 tahun. Bahkan ada yang dilantik jadi bupati saat berusia 30 tahun.

Muda. Korup. Ironis. Tapi fakta. Penangkapan para kepala daerah berusia muda rupanya tak menyurutkan yang lain. Tak bikin kapok. Korupsi terus berlanjut. Pelaku korupsi bertambah muda.

Baca juga : Dua Kisah 15 Januari

Sungguh disayangkan. Dalam politik Indonesia pasca Orde Baru, pemimpin muda yang diharapkan tampil sebagai “agen perubahan” justru ada yang menjadi “penjaga status quo”.

Apakah ada yang tampil (atau ditampilkan) untuk menjaga kekuasaan orangtua, bapak atau ibu, paman, atau kerabatnya?

Baca juga : Teka-teki Jadwal Pemilu 2024

Apakah di antara mereka ada yang muncul (atau dimunculkan) untuk menjaga serta membersihkan jejak negatif pendahulunya?

Mereka yang terlibat KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) menjadi contoh buruk. Merusak status pemuda mereka. Juga bisa merusak citra para pemimpin muda lainnya yang punya kualitas dan integritas.

Baca juga : Penjabat, Hindari Penyakit Ini!

Dulu, tahun 1977, ada film berjudul “Yang Muda Yang Bercinta”. Sekarang berganti menjadi “Yang Muda Yang Korupsi”. Ini bukan film. Tapi fakta. Realitas menyedihkan setelah Orde Baru ditumbangkan.

Walau terdengar basi dan klise, Indonesia perlu dan wajib menyegarkan dan menemukan kembali Reformasi, dengan R besar. (*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.