Dark/Light Mode

Hadapi Dengan Senyuman

Senin, 11 Maret 2019 08:06 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Memasuki babak akhir kontestasi politik Pemilihan Presiden, kegiatan apa saja bisa punya makna politik. Persisnya, bisa dikapitalisasi secara politik sehingga punya muatan nilai politik.

Nilai di sini tiada lain yakni benefit politik terhadap pasangan Calon tertentu. Benefit politik pada level teknis diwujudkan dalam bentuk dampak popularitas, dampak likeabilitas, dan atau elektabilitas.

Baca juga : Kebebasan Dibatasi Kebebasan

Para anggota tim kampanye dengan kecerdasan masing-masing mempolitisasi kegiatan yang berdampak tadi. Kantung-kantung massa digarap. Begitu simpul-simpul massanya.

Institusi-institusi pendidikan yang berjejaring ke akar massa politik seperti Pesantren, menjadi favorit para kandidat. Pesantren jadi rebutan. Pesantren jadi battle-ground peraihan suara.

Baca juga : Jaga Amal Baik Bukan Nama Baik

Bukan karena massa di internal Pesantren yang dimenangkan tapi jaringan alumi dan hati para simpatisannya. Memperoleh dukungan dari kalangan Pesantren juga akan mendapat bonus citra sebagai kandidat santri, yang dekat dengan umat Islam.

Selain pesantren, pentas musik panggung juga sering jadi ranah pertempuran merebut hati pemilih. Di Surabaya sedang geger pentas konser yang semula hanya sebagai panggung hiburan kini telah disulap sebagai panggung politik.

Baca juga : Keluarga Dan Pilihan Politik

Konser bertajuk Hadapi dengan Senyuman itu sudah tidak bisa lagi dikategori sebagai pentas seni dalam segala bentuknya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.