Dark/Light Mode

Hening Politik

Selasa, 12 Maret 2019 08:12 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Ada hoaks. Meme. Gambar editan. Ada yang menelusuri jejak digital. Masalah dan isu lama diungkap lagi, dibedah kemudian diviralkan. Suasananya seperti perang. Perang melawan sesama anak bangsa.

Bahkan, para tokoh spiritual, yang seharusnya memberikan rasa tentram dan damai, ada yang ikut dalam “perang” ini. Saling serang dengan argumennnya masing-masing. Mereka terbelah. Membuat umat bingung.

Baca juga : "Gakribet”

Kita membayangkan ada semacam “nyepi”, sepi, sunyi, senyap dari segala hiruk pikuk politik. Karena, suasana sekarang menjurus liar dan tak terkontrol. Siapa yang menjamin bahwa setelah Pilpres suasananya akan kembali normal?

Siapa yang menjamin bahwa masing-masing pihak sudah siap menang dan siap kalah? KPU memang sudah menetapkan bahwa sebelum pencoblosan akan ada “nyepi”.

Baca juga : Tak Sekadar Eufemisme

Namanya masa tenang: 14-16 April. Dulu disebut “minggu tenang”. Tapi, berdasarkan pengalaman, itu hanya libur kampanye pengumpulan massa di arena terbuka. Di dunia maya, suasananya tetap panas.

Karena itu, perlu segera dicari jalan keluar supaya hawa panas tahun politik ini tidak melebar, liar, berkepanjangan dan membakar banyak aspek. Karena, bangsa ini tidak hanya hidup di tahun politik. Tahun politik jangan mencemari tahun dan hari-hari lainnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.