Dark/Light Mode

Teroris Politik

Jumat, 15 Maret 2019 07:40 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Rasanya ada yang aneh dengan kasus bom teroris di Sibolga. Kejadiannya seperti ujug-ujug. Out of context rasanya.

Ketika orang-orang sedang sibuk dengan konsentrasi Pilpres, ini kok bisa ada yang karena pandangan ideologisnya memilih untuk melakukan bom bunuh diri.

Kira-kira apa yang ada dipikirannya, dan siapa yang memicu untuk meradikalisasi aksinya ini? Kalau protes terhadap keadaan, apa harus seidiologis dan seradikal ini?

Baca juga : Mobil Wah Bupati Daerah Tertinggal

Sepertinya ada kekuatan eksternal yang menekannya sehingga terpaksa harus menumpahkan emosi dan energinya yang terlanjur negatif dengan cara yang ekstrim dan deadly.

Mereka tidak punya kontrol atas kehendak hati kecilnya yang jujur dan baik. Energi buruk yang ada di hatinya sudah membakar harapan. Yang ada semakin terakumulasinya kekecewaan dan kebencian.

Kehidupan dilihatnya dengan cara pandang dunia yang negatif. Akibatnya semua tampak buruk dan tak adil. Keadaan buruk seperti ini diperdalam rivalitas kontestasi politik yang menyita waktu dan perhatian.

Baca juga : Hadapi Dengan Senyuman

Setiap hari dada dibuat bergemuruh. Marah. Kecewa. Nyesel. Sehingga ketika ada yang memainkan isu sensitif ini, ekspresinya tumpah secara uncontrolable dan di luar akal sehat.

Kita patut mencemasi mereka karena gagal fit in dengan masyarakat. Peristiwa teroris Sibolga sekaligus tanda tanya: adakah grand scenario di balik di balik peristiwa tak lazim ini?

Yang jelas negara harus memastikan tidak ada jatuh korban lagi karena gagal faham terhadap situasi negeri ini. Mereka yang saat ini bertugas wajib melakukan edukasi. Kita tidak mau kasus bom bunuh diri ini bagian dari kerja intelijen.

Baca juga : Kebebasan Dibatasi Kebebasan

Bergerak atas perintah oknum untuk mengalihkan isu, memicu perhatian. Dan ini jurus lama. Hampir semua rentetan peristiwa teroris ada engineeringnya. Tentu dengan maksud.

Sekarang bukan zaman lagi untuk memainkan isu-isu murahan untuk mengalihkan perhatian. Lebih baik ke depan fokus kerja untuk menyelamatkan masyarakat yang tidak beruntung secara ekonomi dengan advokasi guna meningkatkan taraf kesejahteraan mereka.

Kerja intelijen lebih mencegah daripada mengobati, dan sebaik-baik intelijen yang memberi sumbangan manfaat untuk orang banyak. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.