Dark/Light Mode

Hoax Vaksin, IDN Dan Inggris

Selasa, 12 Januari 2021 06:19 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Itu contoh. Inggris yang tingkat literasinya lebih maju dari Indonesia, bisa dihantam badai hoax. Apalagi Indonesia.

Literasi atau kemampuan membaca, mengolah dan memahami informasi, di Indonesia, masih rendah. Baru baca judul, langsung percaya. Disebar. Karenanya, hoax dan infodemic cepat berkembang.

Baca juga : Istilah, Pandemi Dan Politik

Sampai Desember 2020, Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat, ada dua ribu lebih topik hoax mengenai Covid-19. Isinya macam-macam. Ada yang tampak “logis”, ada yang aneh-aneh.

Di sinilah tantangannya. Meluruskan hoax serta meningkatkan kemampuan literasi. Keterbelahan masyarakat yang sangat tajam, juga bisa memicu dan mempercepat tumbuhnya hoax. Saling serang, saling ejek. Termasuk menggunakan hoax.

Baca juga : Antisipasi Penipuan Vaksin!

Selain itu, pejabat juga perlu menunjukkan sikap bahwa mereka layak dipercaya. Bisa jadi panutan. Karena, bagaimana pun benar dan akuratnya sebuah info atau kabar, kalau ada krisis kepercayaan, semuanya bisa sirna. Tidak akan dipercaya.

Sekarang kita berharap, vaksinasi berjalan lancar dan efektif. Hoaxnya berkurang. Tingkat literasi masyarakat meningkat. Polarisasi memudar. Ada keteladanan dari para pejabat. Dan, Covid-19 bisa dikalahkan. Sehingga, tidak ada lagi, misalnya, yang percaya bahwa vaksin Covid-19 “bisa memperpanjang sampai 8 cm”.

Baca juga : Drone Asing, Perlu Diseriusi

Atau, ada yang tetap berusaha untuk percaya dan meyakinkan diri bahwa 8 cm itu benar? Kalau itu, urusannya lain lagi.(*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.