Dark/Light Mode

Injury Time

Minggu, 7 April 2019 06:55 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Sepuluh hari menuju pemilu. Ibarat sepak bola, ini sudah injury time sebelum peluit akhir ditiup. Setelah berbulan-bulan kampanye, sampai juga di pekan terakhir. Setelah itu memasuki masa tenang, 14-16 April. 17 April, nyoblos. Satu menit di bilik untuk lima tahun ke depan.

Pekan ini, kubu Jokowi dan Prabowo akan “membajiri” Jabodetabek. Setelah itu memasuki masa tenang, yang tak selamanya bisa tenang.

Seperti pemilu sebelumnya, dunia maya akan tetap heboh. Bahkan sangat heboh. “Kampanye” jalan terus. Sementara di lapangan, alat peraga yang seharusnya sudah dicopot tak akan bisa dicopot semuanya. Parpol justru “membiarkan” alat peraganya terpasang terus sampai hari pencoblosan, bahkan jauh setelah itu.

Baca juga : Hebatnya Timnas

Di dunia maya, hoaks dan haters berpotensi meningkat. Data Kominfo menyebutkan, beberapa bulan terakhir, hoaks meningkat cukup tajam. Sampai sekarang jumlahnya hampir 1.000 hoaks. Kebanyakan diwarnai isu politik yang menyerang masing-masing capres atau cawapres serta parpol peserta pemilu.

Fenomena dan tren ini sangat memprihatinkan. Apakah ini akan terus berlanjut setelah pemilu dan bakal menjadi “budaya” baru bangsa Indonesia? Semoga tidak.

Untuk pilpres, kelihatannya pertarungan hoaks hanya melibatkan dua kubu capres. Sebenarnya tidak. Ada yang peserta lain yakni pihak ketiga yang menikmati dan memanfaatkan pertarungan ini.

Baca juga : Jangan Rusak Persaudaraan

Di sinilah butuh kehati-hatian. Karena, selain di dalam negeri, hoaks juga bisa diproduksi oleh pihak asing yang menginginkan Indonesia teradu-domba, bertengkar sendiri, membuang energi percuma, lalu pihak asing tersebut bertepuk tangan.

“Budaya” bangsa Indonesia yang sangat militan terhadap pilihan politik, terutama pilpres, menjadi makanan empuk aktor adu domba.

Jangan sampai bangsa ini keracunan hoaks, lalu diadu domba, lemah dan akhirnya “dikuasai”. Di injury time kampanye dan di masa tenang, 14-16 April, semuanya harus menahan diri, bertindak profesional dan adil.

Baca juga : Darurat Demokrasi

Satu hoaks yang disebar bisa menjadi racun mematikan yang menjalar dan menular, apalagi banyak. Ketika bangsa ini pengap oleh hoaks, taruhannya sangat besar, panjang dan lama.

Sesungguhnya, bangsa ini bukan sekadar kursi, perebutan aset ekonomi atau jabatan yang tampak sangat elitis. Bagi orang biasa, rakyat kebanyakan, perjuangan hidup sehari-hari adalah medan perjuangan sesungguhnya. Bagi sebagian rakyat, menggeluti hidup sehari-hari adalah “injury time” yang selalu mendebarkan.(*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.