Dark/Light Mode

Siapakah 'Dewa-dewa'?

Minggu, 28 Maret 2021 06:10 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Sekarang, kisruh di Partai Demokrat juga menyeret KPK. Lembaga anti korupsi itu diminta untuk mengusut kembali kasus Hambalang yang mencuat sepuluh tahun lalu.

Kenapa ini bisa terjadi? Karena ada beberapa kasus yang dianggap tidak dituntaskan oleh KPK. Ada celah. Kasus-kasus yang dinilai belum menyentuh yang semestinya disentuh ini, suatu saat bisa diungkit lagi. File-nya bisa kembali dibuka dan dibongkar. Kisruh parpol pun bisa menyeret KPK.

Baca juga : Setelah Heboh Beras, Lalu Apa?

Karena itu, KPK sebaiknya menuntaskan suatu kasus. Kasus apa pun. Besar atau kecil. Tidak pandang bulu. Tidak tebang pilih. Tidak “dicicil-cicil”. Perlu ada kepastian hukum. Jangan digantung.

Kalau tebang pilih, publik akan selalu mempertanyakan dan menggugatnya. KPK seperti dibebani PR tak berkesudahan.

Baca juga : Catur Politik Dan Survei Capres

Kalau sudah begini Effendi Gazali yang merasa “kok cuma saya yang dipanggil”, bisa saja “bernyanyi”. Nyanyi apa saja. Misalnya, menyanyikan lagu yang dipopularkan Cita Citata: Goyang Dumang, atau, Sakitnya Tuh Disini, sambil berharap KPK memanggil “dewa-dewa”. (*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.