Dark/Light Mode

Mengapa Lili Perlu Mundur?

Kamis, 2 September 2021 07:16 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Kalau KPK jebol atau standarnya biasa-biasa saja, akan mudah diterobos para koruptor atau calon koruptor. KPK bisa menjadi lembaga di bawah standar.

Kasus Lili juga menjadi pelajaran bagi Dewan Pengawas. Sejauh ini, Dewas memiliki citra yang baik, galak, tegas, memiliki standar tinggi dan tak pandang bulu.

Baca juga : Keteladanan Dan Wajah Kita

Wajar, karena kursi Dewas diduduki para suhu. Figur yang dianggap “sudah selesai dengan dirinya sendiri”. Para bijak bestari.

Kritikan terhadap putusan Dewas yang “hanya” menghukum Lili dengan pemotongan gaji Rp 1,8 juta selama 12 bulan, menjadi tamparan buat Dewas KPK. Putusan Dewas ini bahkan dianggap tidak serius.

Baca juga : Capres "All Indonesian Final"

Dewas harus menjadi penjaga moral KPK. Kalau Dewasnya saja sudah loyo, lembaga ini bisa dianggap angin lalu oleh yang diawasi. Atau oleh pegawainya sendiri.

Di tengah korupsi yang sedemikian luar biasa, pemberantasan korupsi butuh orang-orang hebat. Bukan orang yang terlibat masalah dan menjadi beban. Atau yang standar-standar saja. Apalagi di bawah.

Baca juga : Reshuffle Hari Rabu?

Kalau KPK di bawah standar dan bebannya terlalu berat, KPK hanya akan berdiri di tempat. Bahkan, jalan di tempat pun sulit. “Kakinya terikat”.

KPK adalah lembaga besar dan bermartabat. Marwahnya harus dijaga. (*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.