Dark/Light Mode

Apakah Program Merdeka Belajar Perlu Dilanjutkan?

Dede Yusuf: Esensi Semangatnya Saya Akui Bagus

Sabtu, 4 Mei 2024 07:50 WIB
Dede Yusuf, Wakil Ketua Komisi X DPR. (Foto: Dok. Rakyat Merdeka/rm.id)
Dede Yusuf, Wakil Ketua Komisi X DPR. (Foto: Dok. Rakyat Merdeka/rm.id)

 Sebelumnya 
Mendikbudristek mengklaim, program Merdeka Belajar sukses dan perlu dilanjutkan pemerintahan selanjutnya. Tanggapan Anda?

Memang bukan menjadi domain saya untuk menilai. Yang pantas menilai itu, organisasi pendidikan. Tapi, esensi semangat Merdeka Belajar, saya akui bagus. Karena, itu mengacu pada pembelajaran di negara-negara maju.

Dulu kita pernah mendengar active learning, kolaborasi dan sebagainya. Itu saya pikir bagus. Tapi, proses dalam dunia pendidikan di Indonesia, selama puluhan tahun masih menggunakan metode konservatif.

Maksudnya?

Menggunakan metode one way communication. Yaitu, bagaimana guru mengajar saja. Belum ada proses two way atau three way communication antara siswa dengan pengajar, antara siswa, orangtua dan pengajar. Ini yang mau didorong atau diterapkan. Namun, saat implementasinya, sangat terburu-buru, seperti dipaksakan. Seperti harus selesai dalam tiga tahun, lima tahun atau satu periode.

Baca juga : Satriwan Salim: Merdeka Belajar Perlu Perbaikan Dan Revisi

Nah, bicara tentang pendidikan, bukan seperti bicara bikin satu jembatan selesai dalam satu tahun. Output pendidikan adalah sumber daya manusia yang disebut generasi.

Satu generasi SD (Sekolah Dasar) itu berarti enam tahun, satu generasi SMP (Sekolah Menengah Pertama) itu berarti tiga tahun, SMA (Sekolah Menengah Atas) tiga tahun. Kalau bicara tentang perguruan tinggi, minimal 4-5 tahun.

Bagaimana jika dikaitkan dengan kondisi saat ini?

Kalau bicara itu, berarti belum selesai ini satu generasi menekuni Merdeka Belajar. Sehingga, kita belum tahu outputnya seperti apa. Tentu Kemendikbud juga memberikan paparan-paparan, pandangan dari user.

Apa pandangannya itu?

Baca juga : 301 KK Segera Direlokasi

Saya sepakat bahwa bagi sekolah-sekolah yang sudah maju, berkembang, bisa mengikutinya. Bagi sarana-sarana yang infrastruktur di daerahnya belum siap, gaji gurunya masih rendah, maka ini belum tentu bisa terakomodir dengan baik.

Saya sering kali menerima pengaduan dari dinas-dinas, gubernur, bupati untuk tidak menerapkannya secara menyeluruh. Karena, karakteristik setiap daerah kan berbeda-beda.

Solusinya?

Kami pernah mengusulkan agar Merdeka Belajar ditetapkan sebagai pilot project yang bisa diterapkan di kota-kota. Karena, sarana prasarana infrastruktur dan kesejahteraan gurunya sudah standar. Mereka bisa mengikuti perubahan-perubahan yang dilakukan melalui program Merdeka Belajar. Nah, bagi sekolah atau kampus yang belum standar, akan kesulitan.

Apakah program Merdeka Belajar perlu dilanjutkan?

Baca juga : PAN: NasDem & PKB Gabung,Pemerintahan Baru Kian Kuat

Program ini cukup bagus. Tentu dengan adanya berbagai perbaikan. Misal, yang mengikuti adalah sekolah atau kampus yang standarnya pendidikannya sudah baik. Lalu, ada sekolah yang standar pendidikannya itu disebut menengah, karena belum bisa mengikuti, mungkin karena sarana prasarananya belum lengkap. NNM

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak, Halaman 2, edisi Sabtu, 04 Mei 2024 dengan judul "Apakah Program Merdeka Belajar Perlu Dilanjutkan?, Dede Yusuf: Esensi Semangatnya Saya Akui Bagus"

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.