Dark/Light Mode

Berkunjung Ke Pabrik Di Bontang, Kalimantan Timur

Laba Loncat 4 Kali Lipat, Pupuk Indonesia Mendunia

Sabtu, 11 Juni 2022 06:40 WIB
Dirut PT PKT Rahmad Pribadi bersama sejumlah pemimpin media nasional di kawasan pabrik pupuk, PKT Bontang, Kalimantan Timur.
Dirut PT PKT Rahmad Pribadi bersama sejumlah pemimpin media nasional di kawasan pabrik pupuk, PKT Bontang, Kalimantan Timur.

 Sebelumnya 
Pabrik dikontrol computerized, selama 24 jam oleh mayoritas anak-anak muda yang dibagi dalam tiga shift. Pabrik berteknologi canggih ini, ter­golong sangat efisien karena hemat dalam konsumsi energi dan ramah lingkungan.

Dirut Rahmad Pribadi me­nyebut, teknologi di pabrik pupuk adalah salah satu proses yang super rumit. Karena mengolah bahan dari bentuk gas, menjadi cair, lalu diubah menjadi padat.

“Sangat kom­pleks, dan berbahaya karena yang diproses adalah gas hidro­gen. Kita menghandel hidrogen dalam jumlah yang sangat besar. Sifatnya pun eksplosif,” katanya.

Karenanya, petugas yang 24 jam mengendalikan bisnis secara digital di ruang ken­dali, pada dasarnya memonitor semua proses dan parameter yang terjadi di pabrik pupuk.

Mulai dari temperatur, tekanan, dan flow-nya. Jika ada kondisi yang menyimpang dari normal, dengan cepat muncul alarm, dan direspon melalui panel-panel kontrol, atau langsung ke lokasi jika dibutuhkan verifikasi.

Pengawasan pabrik harus super teliti dan ketat. Antipasi jangan sampai terjadi kebocoran pipa atau peralatan.

Baca juga : Demi Ketahanan Pangan Nasional, Mentan Dukung Pasokan Pupuk Indonesia

“Sistem dilengkapi fungsi interlock, agar tidak memba­hayakan manusia, peralatan maupun lingkungan,” kata salah satu petugas di kontrol panel.

Sampai Januari 2022, PKT telah mencapai 45,4 juta jam kerja aman dan meraih penghargaan zero accident award.

Saat dialog dengan pimpinan media, Dirut mengatakan, peru­sahaan yang dipimpinnya siap melaju di pusaran global, dengan menyediakan produk pupuk un­tuk pemenuhan pasar domestik dan luar negeri.

Bekalnya, ke­mampuan produksi dan teknolo­gi, serta dimotori inovasi dan SDM unggul.

“Tren permintaan diprediksi akan terus meningkat, seiring bertambahnya populasi. Dan ini tentu meningkatkan su­plai pangan,” katanya.

Apa resepnya sehingga bisa mencapai kinerja gemilang?

Baca juga : Guru Besar UGM Dukung Erick Thohir Kembangkan Industri Kreatif Indonesia Mendunia

Dirut Rahmad memaparkan, fokusnya pada tiga pilar utama. Pertama, keunggulan opera­sional dan rantai pasok melalui efisiensi energi dan optimalisasi infrastruktur.

Kedua, keunggulan diversifikasi dengan mengem­bangkan bisnis di sektor hiliri­sasi petrokimia, serta energi baru terbarukan.

Ketiga, keunggulan jangkauan pasar dengan pening­katan kapasitas domestik dan ekspansi di pasar global.

“Semua strategi ini diterapkan untuk meraih keseimbangan people, planet dan profit,” katanya.

Program pengembangan yang gencar dikerjakan PKT saat ini adalah hilirisasi, sebagai bagian dari diversification excellence. Konsepnya, memberikan nilai tambah pada produk mentah.

Contohnya, gas. Berbeda jauh nilainya, saat berubah jadi amoniak. Dan lebih tinggi lagi nilainya, dalam bentuk amonium nitrat, urea atau soda ash.

Baca juga : Bolu Stim Menara Kasih Kejutan Buat Penumpang Citilink Indonesia

Soda ash adalah bahan baku penting dalam pembuatan gelas, kaca hingga deterjen.

Pabrik-pabrik yang membutuhkan soda ash, 100 persen membeli impor. Padahal bahan untuk meng­hasilkan soda ash melimpah di Indonesia.

“Ini ironi. Banyak bahan mentah diekspor. Tapi di sisi lain, kita mengimpor bahan kimia yang sebetulnya bisa kita hasilkan sendiri. Misalnya soda ash. Bahan baku lokal punya. Kita bisa membuatnya. Tapi malah 100 persen impor,” kata Dirut Rahmad.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.