Dark/Light Mode

Soal Kabinet Ekonomi

Apindo dan Aprindo: Kompeten dan Leadership Jangan Dilupakan

Selasa, 22 Oktober 2019 08:24 WIB
Sejumlah calon menteri dipanggil Jokowi ke Istana, Senin (21/10).
Sejumlah calon menteri dipanggil Jokowi ke Istana, Senin (21/10).

RM.id  Rakyat Merdeka - Banyak harapan datang dari kalangan dunia usaha hingga buruh, terkait calon menteri Jokowi. Khususnya di bidang ekonomi yang mampu menjaga perekonomian Indonesia tetap kondusif bagi dunia usaha. 

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani berharap menteri Jokowi jilid dua diisi orang-orang yang berkompeten di bidangnya. 

“Kompetensi yang utama, agar mereka bisa mengambil keputusan yang tepat. Selain itu, leadership dalam mengelola kementerian dan lembaga juga penting dimiliki menteri baru nanti,” kata Hariyadi di Jakarta. 

Ia mengatakan, menteri di kabinet baru Jokowi harus mampu kerja cepat mengatasi permasalahan-permasalahan yang saat ini masih terjadi. Khususnya, soal tumpang tindih sejumlah aturan dan koordinasi yang belum baik antara pemerintah pusat dan daerah sehingga masih menyulitkan dunia usaha dan menghambat investasi. 

Baca juga : Protes Pasal Santet, Mbah Mijan: Ranah Gaib Jangan Disentuh

Selain itu, masih adanya kebijakan yang kerap tidak jelas akibat lemahnya koordinasi juga harus dibenahi. 

“Harapan kami pada kabinet baru nanti cuma dua. Pertama, diisi orang kompeten di bidangnya dan sudah teruji. Kedua, punya leadership dan managerial skill,” tegas Hariyadi. 

Menurut dia, jika menteri yang terpilih tidak memiliki kriteria itu, maka dikhawatirkan akan timbul banyak masalah ke depannya. 

“Bahkan, bisa jadi akan dipertanyakan kompetensi dan tak dianggap oleh banyak pihak. Makanya, harus dipilih orang yang benar-benar paham dengan bidangnya” tegasnya. 

Baca juga : YLKI Minta Jokowi Adopsi Kebijakan Perlindungan Konsumen dan Pengendalian Tembakau

Senada, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey menga takan, menteri baru Jokowi ini diharapkan bisa lebih men dorong konsumsi rumah tangga. 

Karena menurutnya, konsumsi rumah tangga merupakan salah satu instrumen penting pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Setengah pertumbuhan ekonomi Indonesia berasal dari konsumsi rumah tangga. Sisanya adalah dibagi dari sektor investasi, belanja pemerintah hingga neraca perdagangan alias impor dan ekspor. 

“Oleh sebab itu, konsumsi rumah tangga harus tetap dijaga oleh pemerintah. Sampai hari ini konsumsi masih merupakan kontributor terbesar dalam pertumbuhan ekonomi. Hampir 56 persen pertumbuhan ekonomi dikontribusikan konsumsi,” ujarnya. 

Sementara, Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (Aspek) Mirah Sumirat menyatakan, menteri Jokowi di periode kedua harus lebih banyak melibatkan buruh dalam mengambil keputusan. Khususnya, yang berkaitan dengan pekerjaan dan industri. 

Baca juga : Sepasang Harimau Sumatera; Bonita dan Atan Bintang Dilepasliarkan di Riau 

“Pihak buruh ingin lebih dilibatkan dalam membuat aturan pengupahan. Aturan tersebut, butuh masukan lebih dahulu dari pandangan buruh, sehingga tidak serta-merta bisa diputuskan berdasarkan pandangan pemerintah,” ujarnya. 

Seperti diketahui, sejak Senin (21/10), beberapa politisi dan pengusaha sudah dipanggil ke Istana. Diantaranya, Mahfud MD, Prabowo Subianto, Airlangga Hartato, Nadiem Makarim, Erik Thohir hingga pendiri Net TV Wishnutama. [NOV]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.