Dark/Light Mode

Untuk Patahkan Proyeksi IMF

Please, Jangan Buru-buru Cabut Stimulus Pemulihan

Minggu, 11 April 2021 05:28 WIB
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendi Manilet. (Foto : Istimewa).
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendi Manilet. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - International Monetary Fund (IMF) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 menjadi 4,3 persen. Namun demikian, pemerintah tetap pede bisa mencapai target lebih tinggi dari prediksi tersebut.

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendi Manilet menilai, IMF mempunyai pandangan konser­vatif terkait prospek pemulihan ekonomi Indonesia.

“IMF menilai pemulihan ekonomi belum akan semaksi­mal seperti yang diproyeksikan pemerintah. Dalam laporannya, mereka menyebut kasus Covid-19 masih tinggi. Masih menjadi penghambat proyeksi pertum­buhan ekonomi Indonesia,” kata Yusuf kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Tingkatkan Populasi Sapi Perah, Kementan Bantu Peternak Akses Pembiayaan

Menurutnya, jika ingin mematahkan proyeks IMF maka penanganan Covid-19 harus lebih baik. Baik itu dalam upaya pencegahan maupun vaksinasi.

“Di samping itu, pemerintah jangan terburu-buru dalam mencabut stimulus perekonomian terutama yang berkaitan dengan daya beli,” sarannya.

Yusuf menyoroti kebijakan pelarangan mudik pada Lebaran tahun ini. Menurutnya, tentu ada potensi ekonomi yang hilang, terutama potensi perputaran uang ke daerah. Namun demikian, hal tersebut bisa terkompensansi dengan menjaga perputaran uang yang tetap tinggi terjadi di kota-kota besar. Penduduk yang dilarang mudik didorong tetap belanja. Apalagi, kini daya beli masyarakat relatif lebih baik jika dibandingkan tahun lalu.

Baca juga : Sakit Gigi? Jangan Buru-buru Ke Dokter, Coba Dulu Tips Ini

Sementara, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pede ekonomi Indonesia bakal tetap tumbuh signifikan karena didukung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang ekspansif.

“Pemerintah masih di dalam proyeksi 4,5 hingga 5,3 persen, terutama didukung dengan APBN yang sangat ekspan­sif dengan defisit 5,7 persen untuk memulihkan berbagai aktivits ekonomi kita, mendu­kung usaha kecil menengah, mendukung bantuan sosial masyarakat, mendukung usaha dan mendukung pemerintah daerah,” kata Ani-sapaan akrab Sri Mulyani.

Optimisme pertumbuhan ekonomi itu, lanjut Ani, juga didukung oleh sinergi antara pemerintah dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Baca juga : KPK Dalami Dugaan Suap Kejati Kepulauan Riau

Selain itu, Mantan Direk­tur Bank Dunia itu menyebut, pemulihan ekonomi ini didu­kung oleh program vaksinasi. Pemerintah menargetkan, vak­sinasi dilakukan untuk 185,5 juta orang untuk mencapai herd immunity.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.