Dark/Light Mode

Unjuk Rasa Tak Usai Lumpuhkan Pariwisata Hong Kong

Senin, 12 Agustus 2019 16:42 WIB
Para demonstran berunjuk rasa di bandara (Foto Twitter/serika_sino)
Para demonstran berunjuk rasa di bandara (Foto Twitter/serika_sino)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sektor pariwisata Hong Kong ikut lumpuh akibat aksi protes yang memasuki bulan ketiga. Sejauh ini, tidak ada tanda-tanda bahwa demo akan berakhir.

Para turis berpikir dua kali untuk menginjakkan kaki di Hong Kong. Kota itu dihujani peringatan perjalanan. Hotel-hotel kosong. Destinasi wisata andalan seperti Disneyland turun drastis hingga 65 persen. Tingkat pemesanan wisata berkelompok pun telah merosot 50 persen.

Baca juga : Petani Kulonprogo Bisa Tanam Cabe di Lahan Pasir Laut

Pemimpin eksekutif Carrie Lam menyebut kondisi ini jauh lebih buruk dari penyebaran virus sars pada 2003 dan krisis ekonomi pada 2007. "Situasi sekarang ini jauh lebih buruk. Artinya, perbaikan ekonomi akan memakan waktu yang cukup lama," ujar Carrie Lam.

Aksi massa yang mulanya dipicu pembahasan Rancangan Undang-Undang ekstradisi menjalar hingga isu lain. Ekonom China dari Capital Economics Martin Rasmussen mengatakan, dampak protes terhadap pertumbuhan tidak akan jelas sampai akhir tahun ini, dan krisis itu kemungkinan akan sangat membebani.

Baca juga : Jakarta Gelar Pelatihan SDM Afghanistan Bidang Energi

“Pada awalnya mereka cukup damai, bisa dibilang sebanding dengan protes pada 2014. Sekarang mereka jauh lebih ekstrem,” katanya, merujuk pada Gerakan Payung pro-demokrasi.

Dalam beberapa bulan terakhir, apa yang terjadi di Hong Kong membuat mata pencaharian masyarakat dalam situasi yang mengkhawatirkan. Toko-toko tutup saat unjuk rasa yang kadang berhari-hari

Baca juga : Unjuk Rasa Lumpuhkan Hong Kong, Carrie Lam Ogah Mundur

“Saya pikir situasinya semakin dan semakin parah. Dampak yang ditimbulkan sangat buruk sehingga agen-agen perjalanan mempertimbangkan untuk tidak membayar upah staf, karena mereka mencoba bertahan mengatasi cobaan,” ujar Jason Wong, ketua Dewan Industri Perjalanan Hong Kong, kepada AFP.

Bahkan, beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS), Australia, dan Jepang telah mengeluarkan rangkaian imbauan atau larangan melakukan perjalanan (travel warning) ke Hong Kong, yang kemungkinan bakal memperparah penderitaan yang dialami industri tersebut. Penurunan jumlah kedatangan wisatawan ikut merugikan maskapai penerbangan Hong Kong Cathay Pacific, yang juga terpaksa membatalkan sejumlah jadwal penerbangan pekan lalu. DAY

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.