Dark/Light Mode

Catatan Jurnalis ICJN Muhammad Rusmadi Ke Denmark (1)

Danish Council on Climate Change, Pengawal Ambisi Iklim Denmark

Senin, 3 Juli 2023 08:00 WIB
Ulla Blatt Bendtsen (ke-6 kanan), Jacob Haaning Andersen (kanan), Pendiri dan Ketua FPCI, Dino Patti Djalal (ke-7 kanan) dan para jurnalis ICJN di kantor Danish Council on Climate Change, Kopenhagen, Denmark. [Foto: Rusma/Rakyat Merdeka/RM.id]
Ulla Blatt Bendtsen (ke-6 kanan), Jacob Haaning Andersen (kanan), Pendiri dan Ketua FPCI, Dino Patti Djalal (ke-7 kanan) dan para jurnalis ICJN di kantor Danish Council on Climate Change, Kopenhagen, Denmark. [Foto: Rusma/Rakyat Merdeka/RM.id]

RM.id  Rakyat Merdeka - Denmark. Salah satu Negeri Paling Bahagia di dunia ini, juga merupakan negara terdepan dalam menyikapi Perubahan Iklim (climate change). Pada 25 November 1973 hingga 10 Februari 1974, karena krisis minyak, Denmark pernah terpaksa memberlakukan hari Minggu tanpa mobil.

Pada Sabtu, 10 Juni hingga Sabtu, 17 Juni 2023, jurnalis Rakyat Merdeka & RM.id, Muhammad Rusmadi, berkesempatan berkunjung ke Denmark, untuk melihat langsung bagaimana salah satu negara Nordik itu menyikapi perubahan iklim.

Baca juga : Ini Usulan Prof. Tjandra Untuk Kesehatan Lingkungan, Climate Change Termasuk

Kunjungan ini bagian dari program Indonesian Climate Journalist Network (ICJN), kerjasama Climate Unit, Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dengan Kedutaan Besar Denmark di Indonesia. Melalui program ini, sejumlah jurnalis Indonesia mengikuti rangkaian diskusi intensif tentang perubahan iklim, yang dikemas melalui rangkaian workshop pada Selasa, 28 Maret; Senin, 17 April; Rabu, 10 May dan Selasa, 30 Mei 2023.

(*)

Seiring meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca, suhu permukaan global juga meningkat. Rentangam 2011-2020, adalah dekade terpanas yang pernah tercatat. Inilah di antara dampak perubahan iklim (climate change).

Baca juga : “2K” Mendekatkan Jepang Dan Sulawesi

Beberapa dampak perubahan iklim lainnya, juga menyebabkan badai destruktif, kekeringan, volume dan suhu laut meningkat, memicu punahnya beberapa spesies, mengganggu suplai makanan, hingga meningkatkan risiko kesehatan.

Denmark, adalah salah satu negara terdepan yang begitu serius menyikapi perubahan iklim ini. Bahkan, negeri Nordik terkecil ini bercita-cita menjadi salah satu negara paling ramah iklim di dunia.

Baca juga : Dubes Siswo Pramono Genjot Kerja Sama Pebisnis ASEAN Dan Australia

Tak heran, pada Juni 2020, Parlemennya mengesahkan Undang-Undang Iklim yang baru. Tujuannya, mengurangi emisi gas rumah kaca, 70 persen di bawah tingkat tahun 1990 pada tahun 2030, dengan target emisi nol bersih pada 2050.

Jelas, ini tujuan ambisius, bahkan dibanding target Uni Eropa, yang hanya punya target pengurangan emisi 55 persen selama periode waktu yang sama. Inilah pula yang disebut pakar ekonomi Italia, Nicoletta Batini dan Kepala Misi Denmark, yang juga salah satu Pimpinan Kelompok Kerja Analitis Sektor Keuangan, Departemen Eropa, di International Monetary Fund (IMF), Miguel Segoviano lewat tulisan mereka, Denmark’s Ambitious Green Vision, di IMF Blog, 11 Januari 2021.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.