Dark/Light Mode

42 Tentara Paramiliternya Tewas Dibom Di Kashmir

India Tuding Pakistan Bertanggung Jawab

Sabtu, 16 Februari 2019 14:11 WIB
Pasukan bersenjata India memeriksa lokasi bekas ledakan yang menewaskan rekan mereka di Kashmir. (Foto : AFP photo via Getty Images).
Pasukan bersenjata India memeriksa lokasi bekas ledakan yang menewaskan rekan mereka di Kashmir. (Foto : AFP photo via Getty Images).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah India menuntut tanggung jawab Pakistan atas serangan bom bunuh diri yang menewaskan 42 personel paramiliternya di Kashmir.

Ini menjadi serangan paling mematikan di kawasan Kashmir, yang menjadi wilayah pertikaian India-Pakistan, selama beberapa tahun terakhir.

“Ada bukti tidak terbantahkan untuk tangan Pakistan dalam insiden teroris yang mengerikan,” ujar Menteri Keuangan Arun Jaitley usai pertemuan komite keamanan kabinet India, Jumat (15/2).

Jaitley menambahkan, India akan memulai semua langkah diplomatik untuk memastikan isolasi lengkap dari komunitas internasional. Pakistan tidak terima dengan tudingan itu. “Kami selalu mengutuk tindakan kekerasan di mana pun di dunia,” bunyi pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Pakistan.

Baca juga : Duta Besar Indonesia Untuk Brunei Darussalam Sujatmiko

“Kami sangat menolak sindiran elemen-elemen di media dan Pemerintah India yang berusaha menghubungkan serangan itu dengan Pakistan tanpa penyelidikan,” sambung pernyataan itu seperti dilansir dari CNN, Jumat (15/2).

Serangan bom itu terjadi di Gampong Lethpora, dekat Awantipora,distrik Pulwama, sekitar 25 kilometer dari ibu kota Kashmir, Srinagar.

Di jalan raya yang menghubungkan kota Khasmir, Srinagar dengan bagian selatan wilayah itu. Seorang gerilyawan Kashmir, Kamis (14/2) menabrakkan sebuah mobil sarat bahan peledak ke sebuah bus yang sedang mengangkut paramiliter India.

42 serdadu dilaporkan tewas dalam insiden tersebut Gerilyawan Jaish-e-Mohammad telah mengakui sebagai dalang pemboman itu.

Baca juga : Tetap Kerja Di Hari Terakhir Ngepos Di Jakarta

Kelompok pemberontak yang dipimpin Masood Azhar itu basisnya di Pakistan. Beroperasi di kedua sisi perbatasan negara. Kelompok itu, yang telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) sejak 2001, berupaya menyatukan wilayah Kashmir yang dikuasai India dengan Pakistan.

Hal itu membuat India menuding Jaish-e-Mohammad sebagai tangan langsung Pakistan. Dilansir Aljazeera, seorang pejabat senior, yang tidak berwenang berbicara kepada media, mengatakan, setidaknya 42 personel paramiliter dipastikan tewas dalam serangan itu dan lebih dari selusin terluka.

“Korban dalam insiden itu adalah 42,” kata pejabat itu, seraya menambahkan bahwa itu adalah serangan terburuk yang pernah dilakukan pemberontak.

Dia mengatakan serangan bom mobil jarang terjadi di Kashmir. Pejabat itu mengatakan, bus yang membawa pasukan paramiliter kembali dengan konvoi ke Srinagar ketika sebuah mobil Scorpio menabrak salah satu bus.

Baca juga : Dijenguk PM Singapura, Ibu Ani Stabil

“Serangan itu terjadi sore hari Kamis. Yang terluka telah dipindahkan ke rumah sakit. Kami masih memastikan fakta,” kata pejabat itu. Dari lokasi ledakan, sebuah bus terbakar total ketika puluhan mayat tergeletak berserakan di jalan raya.

“Ada tangan tergeletak di mana-mana. Saya bahkan melihat otak yang keluar dari tubuh seorang polisi,” seorang saksi mata mengatakan kepada Al Jazeera. Vijay Kumar, penasihat gubernur negara bagian itu, mengatakan, ”38 hingga 40 korban telah menjadi korban dalam insiden itu.”

Pernyataan yang dikeluarkan oleh polisi Jammu dan Kashmir mengatakan 33 tentara dipastikan tewas. “Jumlah pasti korban sedang dipastikan,” katanya. Serangan Kamis (14/2) terjadi pada saat India sedang mempersiapkan pemilihan parlemen yang dijadwalkan dalam dua bulan.

Sentimen anti-India berkembang di Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim. Mayoritas penduduk di sini mendukung pemberontak dalam perjuangan mereka melawan pasukan keamanan India. Kelompok pemberontak telah berjuang sejak 1989, untuk memperjuangkan Kashmir yang dikelola India agar merdeka atau bergabung dengan Pakistan. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.