Dark/Light Mode

Nggak Terima Dibilang Nuduh China Lancarkan Serangan Siber

ASPI: Tudingan China Lucu Banget, Nggak Masuk Akal

Sabtu, 20 Juni 2020 15:15 WIB
Direktur Eksekutif ASPI, Peter Jennings (Foto: ASPI)
Direktur Eksekutif ASPI, Peter Jennings (Foto: ASPI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga think tank Australian Strategic Policy Institute (ASPI), membantah telah menuduh China melakukan serangan siber ke Negeri Kanguru. ASPI menganggap, tudingan itu sangat lucu dan tidak masuk akal.

Sekadar latar, PM Australia Scott Morrison menyebut adanya serangan siber yang menyasar sejumlah lembaga di Australia - termasuk lembaga pemerintah - pada Jumat (19/6). Namun, Morrison tak menyebut negara mana yang dimaksud.

Baca juga : Bantah Lakukan Serangan Siber, China Sebut Australia Lebay

Jumat (19/6) petang, Kementerian Luar Negeri China memberikan pernyataan, Negeri Tirai Bambu bukanlah pelaku serangan siber tersebut. China bahkan menuding ASPI sebagai satu-satunya organisasi yang menuding China sebagai aktor serangan tersebut.

"Kami telah berkali-kali mengatakan, organisasi ini telah lama menerima pendanaan dari perusahaan senjata AS. Tuduhan ASPI soal serangan siber, sama sekali tak terbukti," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian seperti dikutip ABC.

Baca juga : Jelang PON, Panitia Pasarkan Kerajinan Tradisional Khas Papua

Tudingan ini pun ditanggapi Direktur Eksekutif ASPI Peter Jennings. Menurutnya, klaim China sungguh tak masuk akal dan konyol.

Jennings mengatakan, penelitian ASPI baru-baru ini soal pengerahan para tahanan Uighur di China untuk menjalani kerja paksa, dan Federasi Serikat Buruh di Negeri Tirai Bambu, telah mendorong propaganda China di seluruh dunia. Para pemimpin China dikabarkan merasa tak nyaman karenanya.

Baca juga : Prabowo Tuding Ada Kecurangan

"Mungkin, ini sebabnya ASPI menjadi kambing hitam. Saya percaya, ada banyak serangan siber yang tidak terungkap, dan tidak dilaporkan," papar Jennings.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.