Dark/Light Mode

Dor, Dor, Penembakan Brutal Guncang Colorado

Larang Kepemilikan Senjata, Joe Biden Diganjal Republik

Kamis, 25 Maret 2021 05:11 WIB
Insiden penembakan brutal terjadi di sebuah supermarket di Colorado, Amerika Serikat (AS). (Foto : AP Photo/David Zalubowski).
Insiden penembakan brutal terjadi di sebuah supermarket di Colorado, Amerika Serikat (AS). (Foto : AP Photo/David Zalubowski).

 Sebelumnya 
Larangan Dihapus

Tersangka pembunuhan di Colorado, bernama Ahmad Al Aliwi Alissa, kini dirawat di ru­mah sakit. Dia ditembak petugas menyusul serangan Senin petang di supermarket King Soopers di Boulder, sekitar 50 kilometer barat laut Denver, Colorado.

Baca juga : Bripka CS Diproses Hukum dan Dipecat dari Polri

“Dia didakwa dengan 10 dak­waan pembunuhan pada tingkat pertama dan akan segera dibawa ke penjara Boulder,” kata Kepala Polisi Maris Herold.

Herold juga membacakan satu per satu, nama dari 10 orang yang tewas dalam serangan itu. Pria dan wanita berusia dari 20 hingga 65 tahun. Termasuk Polisi Eric Talley, ayah berusia 51 tahun yang memiliki tujuh anak. Dia merupakan korban pertama dalam peristiwa itu.

Baca juga : Komisi IV Sesalkan Anggaran Kementan Dipangkas 6 Triliun

Gubernur Colorado Jared Po­lis menyerukan agar tiap warga saling mengenal satu sama lain. Apalagi, Boulder merupakan sebuah kota komunitas kecil. Dia berpesan, semua warga harus peka. “Tak satu pun dari mereka yang menyangka bahwa ini akan menjadi hari terakhir mereka di planet ini,” ujar Polis.

Colorado mengalami dua penembakan massal paling terkenal dalam sejarah AS. Di Sekolah Menengah Atas Columbine pada 1999 dan di bioskop di Aurora pada 2012. Pembantaian tersebut men­dorong perubahan peraturan terkait senjata. Kendati akhirnya tidak menghasilkan perubahan besar.

Baca juga : Pengembangan Kawasan Korporasi Pertanian Semakin Meluas

Kota Boulder memberlakukan larangan senjata serbu dan magasin berkapasitas besar setelah penem­bakan Parkland, Florida pada 2018. Tapi, seorang hakim menghapus larangan itu, pekan lalu. Dan, putusan itu menuai pujian dari kelompok pro kepemilikan senjata, National Rifle Association.

Tersangka penembakan terbaru, memiliki senapan dan pistol semi-otomatis. Senjata itu di­belinya sepekan lalu. “Ang­gota keluarganya melihatnya memainkan senjata itu dua hari sebelum penembakann,” pernyataan polisi. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.