Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Tembus 230 Ribu Kasus Per Hari
India Dihantam Tsunami Covid
Senin, 19 April 2021 05:30 WIB
Sebelumnya
“Kumbh Mela sudah selesai bagi kami,” kata Ravindra Puri, sekretaris perkumpulan Niranjani Akhada kepada media setempat.
Keputusan itu diambil sehari setelah Swami Kapil Dev, kepala perkumpulan Hindu lainnya, meninggal dunia dengan diagnosa Covid-19.
Meski demikian, banyak yang tidak mengambil sikap serupa. Ujwal Puri, misalnya. Pebisnis berusia 34 tahun itu tiba di Haridwar pada 9 Maret dengan bersenjatakan sejumlah botol hand sanitizer, masker, dan vitamin.
Baca juga : Pemerintah Anjurkan Mudik Sebelum 6 Mei
Kepada BBC, dia mengaku, tidak diperiksa suhu tubuhnya oleh petugas di bandara atau di Haridwar. Saat beribadah di Haridwar, banyak orang tampak tidak memakai masker. Kalaupun ada yang memakai, masker diturunkan ke dagu.
“Tidak ada jarak sosial. Orang-orang duduk bersebelahan dengan rapat untuk berdoa,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, sejarawan India bernama Gopal Bhardwaj menilai festival itu seharusnya ditunda.
Baca juga : Shalat Berjemaah Di Masjid, Jangan Lupa Prokes Ya...
“Kumbh harus ditunda. Kumbh dimaksudkan untuk memberi kedamaian pada nurani. Bagaimana mungkin orang menemukan kedamaian diri jika orang tercinta tertular Covid?” kritiknya.
Kebutuhan Vaksin
India, salah satu produsen vaksin Corona terbesar di dunia, terpaksa menunda pengiriman vaksin ke negara-negara lain seiring meningkatnya kasus di negeri itu.
Baca juga : Penurunan Kasus Covid-19 Harus Selalu Dijaga Ya
Secara global, India melalui Serum Institute of India (SII) akan memasok 60 persen vaksin untuk didistribusikan ke berbagai penjuru dunia. India merupakan salah satu pemain utama dalam Covax atau program inisiatif berbagi vaksin global.
Berdasarkan perjanjian tahun lalu, SIIakan memproduksi hingga 200 juta dosis vaksin untuk 92 negara. Namun kini semua berbalik. Karena kebutuhan vaksin yang melonjak, India yang tadinya mengekspor vaksin, kini mengimpor.
“Kami berharap dan kami mengundang para pembuat vaksin seperti Pfizer, Moderna, Johnson & Johnson dan lainnya untuk siap datang ke India sedini mungkin,” pinta Vinod Kumar Paul, senior kesehatan pemerintah. [DAY]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya