Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Belajar Online, Murid Tak Kenal Teman Sekelas
Ibu-ibu Girang Jakarta Gelar PTM 100 Persen
Kamis, 31 Maret 2022 07:30 WIB
Sebelumnya
Sebelumnya, Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) meminta, Pemerintah mempertimbangkan untuk kembali menerapkan PTM 100 persen. Namun demikian, penerapannya dilakukan secara bertahap.
Sebab, hasil temuan P2G, masih banyak sekolah yang melanggar ketentuan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri, khususnya terkait dengan penerapan prokes.
“Pelanggaran prokes hampir terjadi di semua sekolah,” kata Kepala Bidang Advokasi P2G, Iman Zanatul Haeri dalam keterangan tertulisnya.
Baca juga : Sebentar Lagi, DKI Bakal Terapkan PTM 100 Persen
Iman menjelaskan, bentuk pelanggaran paling banyak, yakni siswa dan guru tak memakai masker di sekolah, tidak jaga jarak 1 meter, dan kelas berpendingin udara tidak membuka ventilasi.
Pelanggaran lain, kantin sekolah sudah beroperasi padahal dilarang oleh SKB, tidak periksa suhu dan tidak foto barcode PeduliLindungi sebelum masuk sekolah, dan tidak pakai masker sepulang sekolah.
Iman menjelaskan, laporan tersebut berasal dari jaringan guru P2G di berbagai wilayah.
Baca juga : Kasus Corona Terus Turun, DPR Dorong PTM 100 Persen
“Implementasi SKB 4 Menteri hanya macan kertas karena pengawasan minim,” sentilnya.
Koordinator Nasional P2G, Satriawan Salim menambahkan, penerapan PTM 100 persen secara bertahap bisa diterapkan bila kasus harian Covid-19 konsisten menurun dan positivity rate (PR) menyentuh 5 persen.
P2G meminta, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memetakan perkembangan kasus Covid sebelum memutuskan PTM 100 Persen.
Baca juga : Keraton Yogyakarta Gelar Simposium Dan Pameran
“Tren kasus Covid-19 secara global cukup mencemaskan. Di China terjadi ledakan kasus. Sementara Indonesia sudah mempermudah kunjungan wisatawan,” kata Satriawan.
Dia mengakui, semangat dan dorongan dari guru dan orangtua siswa agar PTM 100 persen segera dimulai kian kencang. Hal ini dampak gonta-ganti PTM dan PJJ sehingga mengganggu psikologis dan motivasi belajar siswa.
“Kita harus akui ancaman learning loss sudah dirasakan selama pandemi,” ujar Satriwan. Menurut dia, anak-anak SD kelas rendah paling terdampak learning loss.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya