Dark/Light Mode

Kepala BIN Soroti Naiknya

Pertamax, Tapi Pertalite Tidak Naik Pemerintah Pro-Wong Cilik

Senin, 4 April 2022 06:35 WIB
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jendral Polisi (Purn) Budi Gunawan. (Foto: Istimewa).
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jendral Polisi (Purn) Budi Gunawan. (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
Masih demi melindungi masyarakat, kenaikan harga Pertamax pun, lanjut Budi Gunawan, tidak dilepas ke harga keekonomiannya yang kini sekitar Rp 16.000, dan tidak juga disamakan harganya dengan negara tetangga yang berkisar Rp 20.000-Rp 30.000. Melainkan, di kisaran Rp 12.500-Rp 13.500. Meski demikian, Budi Gunawan mengakui, kenaikan ini akan tetap berdampak tak langsung pada biaya hidup masyarakat. Terutama karena terakumulasi dengan kenaikan komoditas lain.

“Solusi paling substantif bagi masyarakat untuk menghadapi kondisi ekonomi yang mengarah ke stagflasi ini adalah mengadaptasikan gaya hidup dengan kemampuan riil masing-masing keluarga. Solusi ini tidak hanya baik bagi setiap individu masyarakat, tetapi juga baik bagi Bangsa, karena membudayakan kembali nilai-nilai kearifan lama yang hampir hilang terkikis, karena desakan budaya konsumerisme modern,” jelas Budi Gunawan.

Adaptasi gaya hidup yang dimaksud, antara lain, mencoret item tidak penting dari pengeluaran rutin; seperti rokok, kudapan tak sehat, shopping, hingga perjalanan tidak penting atau pelesir boros. Dilanjutkan dengan berhenti membeli secara kredit, memaksimalkan sistem work from home, serta jika memungkinan, memanfaatkan sepeda atau jalan kaki untuk menggantikan transportasi ke jarak yang tidak terlalu jauh. Selain menghemat biaya, semua kebiayaan ini sekaligus membuat anggota keluarga lebih sehat.

Baca juga : Ujian Kesabaran Datang Bertubi-tubi

“Untuk memastikan kenaikan harga-harga saat ini tidak sampai menyengsarakan rakyat, pemerintah akan terus bekerja keras menjamin ketersediaan, membuat perencanaan BBM yang lebih baik, real time, dan berbasis data, serta membuat rambu-rambu agar kalangan mampu tidak berpindah mengkonsumsi BBM subsidi,” ujar Budi Gunawan.

Semua orang suka BBM murah. Segelintir ahli percaya, BBM murah mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, adaptasi harga BBM saat ini bisa lebih bernilai saat menjadi dorongan kuat munculnya inovasi. “Kita semua yakin, tantangan ini akan berlalu, dan dengan inovasi serta perilaku baru, bangsa Indonesia akan keluar lebih tangguh dan lebih bersatu menghadapi tantangan berikutnya,” pungkas mantan Wakapolri yang dikenal santun dan rendah hati ini.

Kenaikan BBM Sulit Dihindari

Baca juga : Netizen: Hadiah Dari Pembalap Kok Diatur Pemerintah

Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto menilai, kenaikan harga BBM jenis Pertamax memang sulit dihindari di tengah kenaikan harga minyak dunia yang terus melesat. Pertamina sudah tak punya pilihan lain selain menyesuaikan harga BBM non subsidi tersebut. Meski mengalami kenaikan menjadi Rp 12.500 per liter, Sugeng mengapresiasi keputusan Pertamina karena masih menjual Pertamax di bawah harga keekonomian.

“Kami menilai ini keputusan positif. Dengan harga jual Pertamax sekarang, Pertamina sebenarnya masih nombok Rp 3.500 per liter,” kata Sugeng, dalam keterangan tertulis kepada redaksi, kemarin.

Politisi Partai NasDem ini menilai, keputusan ini menjadi bukti, pemerintah sangat mempertimbangkan daya beli masyarakat. Karena, kata dia, yang harganya naik hanya jenis Pertamax, BBM untuk kalangan masyarakat mampu. Berbeda dengan Pertalite, yang ditujukan bagi kalangan menengah ke bawah. “Untuk jenis Pertalite, Pertamina sudah memastikan tidak ada kenaikan harga,” ujarnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.