Dark/Light Mode

Transformasi Jitu, Laba Bersih BRI Group Tembus Rp 12,22 Triliun Dalam 3 Bulan

Selasa, 17 Mei 2022 06:50 WIB
CEO BRI Group Sunarso.
CEO BRI Group Sunarso.

 Sebelumnya 
“Maka, tugas perusahaan hanya menyediakan lapangan tempat berkompetisi, satu sama lain secara sehat. Supaya potensi terbaiknya dikeluarkan. Kalau sudah dikeluarkan, diorkestrasi. Dikolaborasikan menjadi potensi organisasi,” papar Sunarso.

Tugas perusahaan berikutnya adalah menyediakan aturan main, dalam kompetisi tersebut. Serta menyediakan scoreboard, agar setiap pelaku kompetisi bisa membaca pencapaiannya. Apakah masih kurang, sudah memenuhi target, atau malah berhasil melampaui.

Dan apabila sudah ketahuan siapa pemenang kompetisi, maka perusahaan bertugas menyediakan reward berupa piala dan piagam. Berbentuk career path, akselerasi karier, bonus, dan sebagainya.

“Satu lagi tugas perusahaan agar karyawan dapat mengerahkan potensi terbaiknya adalah mendidik dan mengarahkan mereka. Agar senantiasa berada dalam koridor proses pembelajaran organisasi yang benar,” urai Sunarso.

Baca juga : CIMB Niaga Bukukan Laba Bersih Rp 1,2 Triliun

“Maka dalam hal ini, peranan corporate university menjadi sentral dalam learning organization,” imbuhnya.

Transformasi Liabilities

Dalam upaya transformasi, BRI fokus pada liabilities sebagai salah satu ukuran kinerja pada laporan keuangan.

Soal ini, Sunarso menyoroti kejayaan BRI sejak puluhan tahun lalu, yang dinilainya membuat malas untuk berubah.

Baca juga : Triwulan I, PGN Catat Laba bersih Rp 1,7 Triliun

Sebelum 2014, BRI yang sejak awal fokus ke UMKM, dapat memberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga 22 persen. Namun, suku bunga high yield loan di small medium enterprises (SME) dan mikro, tidak bertahan.

Pemerintah kemudian menetapkan suku bunga KUR sekitar 16-17 persen. Bahkan, efektifnya hanya 14 persen, karena dipotong premi penjaminan.

“Bayangkan, yield yang tadinya 22 persen, turun menjadi 14 persen. Turunnya 8 persen sendiri. Kalau cost of fund tidak turun sebesar itu, makan apa kita? Itulah challenge yang paling strategis di pengelolaan balance sheet,” ujar Sunarso.

Kondisi yang meninabobokkan itu, membuat BRI tak agresif menggenjot fee based income. Karena ibaratnya, makan asset spread atau net interest margin (NIM) saja, BRI sudah kenyang sampai sendawa.

Baca juga : Bahlil: Investor Nyaman Dan Makin Lirik Luar Jawa

“Maka, saya datang memberikan wake up call. Suku bunga dana harus murah. Saya lakukan transformasi yang fokus pada liabilities,” tandasnya.

Dalam transformasi ini, dana mahal hanya boleh diurus unit-unit yang berbiaya murah. Yakni orang kantor pusat, yang jumlah tenaga kerjanya sedikit, tetapi mengelola dana ratusan triliun.

“Supaya over rate cost-nya murah. Dijumlah, kira-kira ketemunya di tengah-tengah,” ucapnya.

Sementara SDM dan jaringan yang begitu banyak di daerah, hanya diperkenankan aktif mencari ritel.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.