Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Sebelumnya
Tak pelak, pengakuan Firli yang sudah membaca buku How Democracies Die dan Why Nations Fail pada 2002 menuai sorotan. Pasalnya, kedua buku itu masing-masing baru terbit pada 2018 dan 2012.
Dalam video berlabel MajelisKopi yang diunggah @yaminlamhaba dijelaskan, buku berjudul How Democracies Die karya Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt, baru diterbitkan pada 2018.
Baca juga : Perempuan Berhijab Masih Tetap Harus Merawat Kulit Lho
Sedangkan buku berjudul Why Nations Fail yang ditulis oleh Daron Acemoglu dan James A. Robinson terbit pada 2012.
“Masalah buku menjadi awal dari konfrontasi antara Ketua KPK Firli Bahuri dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sentimen sudah lama,” kata @jakpoes.
Baca juga : Rupiah Masih Digoyang Pergerakan The Fed
Akun @kakak_pembina masih teringat ucapan Firli yang nyinyirin Anies soal buku yang dibacanya. Kata dia, dalam momen pidato itu, tak ada kaitannya dengan buku bacaan Anies Baswedan.
“Apa urusannya coba,” tanya @kakak_pembina. “Ada gerakan politik kotor yang sengaja ingin menjatuhkan Anies Baswedan sebagai calon presiden,” kata @Ive.
Baca juga : Banteng Masih Di Atas Puan Masih Nyungsep
Akun @DjudjuP mengingatkan KPK. Kata dia, menjadikan hukum sebagai alat rekayasa merupakan pelanggaran etika dan hukum. [TIF]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya