Dark/Light Mode

Anies Usul 1.000 Per Kilometer

Tarif MRT, Pasnya Berapa Ya...

Rabu, 20 Maret 2019 14:06 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. (Foto : Istimewa).
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Moda transportasi MRT Jakarta sebentar lagi diresmikan, namun, Pemprov DKI Jakarta masih mengutak-atik tarif yang bakal diberlakukan.

Ada usulan agar digratiskan, tetapi, pemerintah DKI Jakarta tidak mau rugi. Jalan tengahnya, pemprov DKI Jakarta akan mematok tarif MRT Jakarta sesuai dengan kemampuan keuangan yang ada, tetapi tidak juga memberatkan warga. Solusinya, rata-rata tarif berkisar Rp 1.000 per kilometer.

Keinginan itu diungkapkan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kepada wartawan di Stasiun MRT Bundaran HI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, kemarin.  

"Penghitungannya sudah ada lengkap. Jadi hitungannya rata-rata Rp 1.000 per kilometer. Tinggal disepakati saja (di DPRD),” ungkap Anies.
Lebih jelas, Anies membeberkan jika tarif per kilometer 1.000 itu tidak ditetapkan secara flat. Penumpang akan dikenai tarif sesuai dengan jauh dekatnya jarak yang ditempuh oleh penumpang.

"Nanti akan ada harga-harga per jarak. Jadi tarifnya itu bukan satu tarif untuk seluruh, beda-beda. Naik Lebak Bulus turun Blok M beda dengan naik Lebak Bulus turun Bundaran HI," sebut Anies. 

Baca juga : Menteri Lukman Di Ujung Tanduk

Lagi-lagi, diungkapkan Aies, tarif yang diungkapkan baru sebatas usulan. Kepastiannya akan diputuskan sebelum 24 Maret. Tapi, pada prinsipnya sudah diketahui Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi. Keduanya setuju tarif akan disepakati sebelum 24 Maret 2019.

Sementara, Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah, mengatakan, Pemprov DKI Jakarta bisa mencontoh sistem tiket bus pariwisata di Penang, Malaysia, untuk menggratiskan tarif moda raya terpadu ( MRT) dan light rail transit ( LRT) Jakarta bagi warga ber-KTP DKI Jakarta. 

Penduduk Penang, kata Ida, hanya perlu menempelkan kartu identitas mereka untuk menggunakan bus pariwisata di sana secara gratis. "Kalau penduduk Penang, dia gratis. Dia hanya tap in KTP-nya saja, ini bisa dicontoh. Saya tidak tahu apakah punya alatnya kalau KTP misalnya kita di-tap masuk ke LRT maupun MRT," ujar Ida di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, kemarin.

Kebijakan Anies yang akan mematok harga 1.000 per kilometer ditolak warganet. Menurut Harso Pramono, harga yang diberlakukan pemerintah DKI Jakarta terlalu memberatkan dan kemahalan. “Mahal...!!!,” protesnya.

Keluhan juga diutarakan oleh Kalendertahunbesok. Menurut dia, dengan tarif 1.000 per kilometer sangat memberatkan warga Jakarta yang ingin pergi dengan track panjang. “Kok kampret gak ada yang ngeluh mahal? Padahal sama-sama 1000 per km, sama dengan jalan tol yang selalu dikeluhkan mahal oleh kampret,” sindir dia. 

Baca juga : Ayo, Yang Belum Lapor LHKPN. Jangan Malu-maluin

Begitupun dengan DonIndonbabu yang mencurahkan kritikan dan sindiran dengan tarif yang akan diberlakukan oleh Anies. “Bensin mobil 1:10. 1 liter pertalite 7000 an, pertamax pun 9000 an. Nyaman. Ga kehujanan/kepanasan waktu ke halte bebas kemana-mana.. Naik motor lebih dahsyat 1 liter bisa 35 KM.. Hahaha.. Pinter yah bilangnya 1000 /km terkesan murah. Emang yang naik MRT cuma yang jaraknya deket-deket aja.. Kalau jauh rugi,” tulis dia.

Surahman memberikan masukan agar Anies menekan tarif lebih murah lagi. Caranya, MRT dipasangin banyak layar LCD. Biar banyak yang pasang iklan. Kalau banyak iklan tarifnya harus murah. “Single tarif lah jangan pakai per km segala.”

Sementara, Abuya Mutahdi Dimyathi memuji prestasi yang ditorehkan oleh Anies. “Baru 1 tahun menjabat Anies sudah bisa membuat MRT luar biasa. ini juga berkat babe 212 Maruf Amin yang mendukung Anies jadi gubernur,” pujinya.

Pujian lain datang dari Leo Nababan. Menurutnya, prestasi selama satu tahun menjabat sangat luar biasa dan perlu dicontoh oleh kepala daerah yang lain. “1 tahun Anies gubernur bisa bangun MRT, bagamana kalau jadi presiden yaa.... Bravo,” tulis dia yang diprotes oleh Lea Laurent. “Leo Nababan, dari Ahok yang mulai bangun si wan abud cuma mejeng resmiin,” timpal dia kesal.

Bukan hanya Anies saja yang diprotes, warganet juga mengkritik sikap DPRD yang mendesak agar MRT digratiskan untuk warga. Ewi @ewi12lai mengatakan, MRT itu dibangun dengan uang yang sangat besar, belum lagi butuh biaya perawatan dan membayar gaji karyawan. Kalau gratis siapa yang bayar biaya perawatan. “Enak banget tuh omongan... Emang bangunya pake daun? Goblok banget,” kritik dia keras.

Baca juga : KPK Yakin Uang Sitaan Dari Ruang Menag, Ada Kaitannya Dengan Rommy

Sama, Prasetya @TriPras02 menuturkan usulan untuk menggratiskan bagi warga Jakarta sangat tidak adil. “Kalau mau gratis ya semua untuk warga negara, emang nya MRT dan LRT dibiayai APBD???” protesnya.
Yang kemudian disambar oleh Reno Dwiheryana @Tiere_eRDe. Dia bilang, kalau MRT digratiskan maka berapa anggaran pemprov yang tersedot untuk membayar biaya semuanya. “Gelo, berapa yang musti disubsidi Pemda? Yang khawatirnya uang subsidi malah lari ke kantong pejabat.”

Berikutnya, Galaxi55 @Galaxi552 yang menilai usulan untuk menggratiskan MRT merupakan usulan bodoh. “Usulan bodoh ini.” Lalu diamini oleh panca sianipar @pancajkt. “Asala jeplak,” tandasnya. [REN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.