Dark/Light Mode

Saudi Tutup Pintu, Wapres AS Nggak Mampir Ke Sini

Pemerintah Kesinggung? Biasa Saja...

Jumat, 6 Agustus 2021 07:40 WIB
Ilustrasi, tingginya kasus Covid-19 membuat Indonesia makin dijauhi kalangan internasional. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi, tingginya kasus Covid-19 membuat Indonesia makin dijauhi kalangan internasional. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Belakangan diketahui, walaupun Malaysia mempunyai kasus tinggi, tetapi tingkat vaksinasi di sana cukup tinggi. Alasan ini membuat Saudi memberi kepercayaan penuh untuk membuka pintu negaranya kepada Malaysia.

Selain keputusan Saudi, topik lain yang jadi sorotan adalah rencana kunjungan Wapres AS Kamala Harris ke Asia Tenggara pada 20-24 Agustus nanti. Dalam kunjungan tersebut, Harris dijadwalkan berkunjung ke dua negara di ASEAN, yakni Singapura dan Vietnam.

Baca juga : Ekonomi Tumbuh 7 Persen, DPR Ingatkan Pemerintah Tetap Waspada

Dalam siaran pers Gedung Putih disebutkan, alasan Harris berkunjung ke Asia Tenggara karena ingin memperkuat hubungan regional. Selain itu, AS juga ingin mendorong kembali pengaruh China di kawasan dan secara global. Sementara Indonesia sebagai negara berpengaruh di Asia Tenggara, justru tidak masuk dalam kunjungan 5 hari Wapres AS.

Mengetahui hal ini, anggota Komisi I DPR Fadli Zon langsung bersuara. Dia heran, Indonesia kok bisa dilewatkan begitu saja oleh Harris. Dia bilang, ada dua kemungkinan kenapa Harris enggan menginjakkan kakinya ke Jakarta.

Baca juga : DPR Ingatkan, Pemerintah Tak Bisa Sendirian Atasi Pandemi

Pertama, ia menduga kasus Covid-19 di Indonesia masih tinggi sehingga Harris ketakutan. Kemungkinan kedua, Fadli menduga Indonesia sudah tidak dianggap penting lagi oleh AS. “Atau RI tak dianggap penting lagi oleh Amerika Serikat di kawasan Asia Tenggara?” kicau @fadlizon.

Apa tanggapan pemerintah? Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah menanggapi dua masalah tersebut. Kata dia, di saat pandemi seperti sekarang ini, buka tutup pintu internasional memang kerap dilakukan oleh semua negara. Semua negara melakukannya. Termasuk Indonesia yang menerapkan pembatasan kunjungan warga asing kecuali diplomat dan urusan kemanusiaan.

Baca juga : Pemerintah Jangan Bimbang!

Soal vaksin, Teuku megatakan setiap negara tentu mengambil kebijakan dalam perspektif kepentingan nasionalnya. Hanya saja dia menyayangkan kenapa Saudi tidak mengakui Sinovac dan Sinopharm.

Padahal vaksin buatan China itu sudah mendapat izin penggunaan darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada awal Juni lalu. Tentu masalah ini masih jadi diskursus di tataran internasional.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.