Dark/Light Mode

19.000 Kasus Kematian Belum Dicatat Pusat, Banyak Warga Miskin Kelewat Dapat Bansos

Urusan Data Masih Amburadul

Kamis, 12 Agustus 2021 08:00 WIB
Ilustrasi pemakaman jenazah Covid-19. (Foto: Tedy Kroen/RM)
Ilustrasi pemakaman jenazah Covid-19. (Foto: Tedy Kroen/RM)

 Sebelumnya 
“Soal data kematian, saya kira memang ada masalah. Dan tak hanya itu, semua data Covid-19 memang banyak masalah,” kata Iwan saat Focus Group Discussion (FGD) Rakyat Merdeka bertajuk, Stop Lonjakan Kasus Positif, Ini Strateginya, kemarin.

Jubir Kemenko Maritim dan Investasi, Jodi Mahardi angkat bicara soal kritikan terkait penghapusan data kematian Corona. Menurutnya, pemerintah bukan menghapus data kematian, melainkan tak menggunakannya untuk sementara waktu.

Baca juga : Pasukan Oranye Ikut Bikin Peti Mati Dan Kubur Jenazah

Kenapa tidak digunakan? Kata Jodi, alasannya pemerintah menemukan banyak angka kematian yang ditumpuk-tumpuk atau dicicil pelaporannya sehingga dilaporkan terlambat. Menurutnya data yang bias itu menyebabkan penilaian yang kurang akurat terhadap level PPKM di suatu daerah.

“Jadi terjadi distorsi atau bias pada analisis, sehingga sulit menilai perkembangan situasi satu daerah,” beber Jodi.

Baca juga : Meski Mudik Dilarang, Jasa Marga Bikin Satgas Pengendalian Transportasi Lebaran

Soal data yang tidak update, Jodi menjelaskan hal tersebut dikarenakan banyak kasus aktif yang tidak ter-update lebih dari 21 hari. Jodi menegaskan, pemerintah terus mengambil langkah-langkah perbaikan untuk memastikan data yang akurat.

Tenaga Ahli Kementerian Kesehatan, dr. Panji Fortuna Hadisoemarto menyampaikan hal serupa. Kata dia, berdasarkan analisis dari data National All Record (NAR) Kementerian Kesehatan, didapati bahwa pelaporan kasus kematian yang dilakukan daerah tidak bersifat realtime, tapi merupakan akumulasi dari bulan-bulan sebelumnya.

Baca juga : Risma Khawatir Masih Banyak Korban Bencana NTT Belum Dapat Bantuan Makanan

Ia memberikan contoh angka kematian pada pada 10 Agustus lalu yang berjumlah sebanyak 2.048 kasus. Kata dia, sebagian besar angka tersebut bukanlah angka kematian pada tanggal tersebut atau pada seminggu sebelumnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.