Dark/Light Mode
- Ketua MUI Baros Beri Pesan Sejuk Di Sosialisasi PNM Mekaar
- Dipolisikan Nurul Ghufron, Ketua Dewas: Kami Sama Sekali Nggak Takut!
- KPK Lelang 2 Mobil Jeep Cherokee Milik Eks Walkot Bekasi Rahmat Effendi
- Gempa Terkini Magnitudo 5,3 Guncang Papua, Getaran Terasa Hingga Mamberamo Raya
- TPPU SYL, KPK Sita Mobil Mercy Sprinter Dan New Jimny
Sebelumnya
Kita semua berduka. Kami pulang ke hotel. Terus melanjutkan ke Geo Park Ciletuh. Tak jauh. Kami sudah sampai simpang loji. Dari pertigaan ini, sambil jalan ke kanan, turun ke bawah, ke Cibutun, Muara Cisaar, lewat jembatan baru Cisaar. Perjalanan ini sangat menarik dan eksotis.
Sepanjang jalan, di sisi kanan sopir, hamparan laut nan indah. Jalannya berkelok dan naik turun, asyik. Lebih asyik dari jalan puncak. Tak lama, Puncak Darma kelihatan. Kabut masih menyelimuti Puncak Darma. Rintik hujan turun.
Baca juga : Berkah Dari Tilang
Bukalah jendela kendaraan. Syahdu. Datanglah pagi. Di bawah jam 10. Sayang, jangan sampai pemandangan indah itu terlewat. Melawati kelokan dan jalan menanjak dan menurun, saya sampai di Pantai Palangpang. Dari sini, bisa melanglang semua kawasan Geo Park Ciletuh.
Di sepanjang jalan ke Pantai Palanglang, sudah disuguhi pemandangan air terjun dan rumah-rumah adat. Di pantai Palanglang ini pula, kita bisa melihat dua curug yang indah. Kalau mau foto, ada tulisan Geo Park Ciletuh.
Baca juga : Surat Bush, Pujian Bill
Ada 7 objek favorit; Tebing Panenjoan, Pantai Palangpang, Curug Cimarinjung, Curug Sodong, Curug Cikanteh, Curug Awang dan Puncak Darma Ada banyak cerita tentang Geo Park Ciletuh. Salah satunya, cerita penjaga toilet, tempat saya buang air kecil. Dulu, para leluhur di situ pernah cerita, kata bang penjaga toilet.
Saya lupa nanya namanya. Bakal banyak orang datang ke kampungnya. Ada buah menyala (buah pijar). Ada ular melingkar dan kerbau sapi diikat (ditambatkan) di sepanjang Puncak Darma. Beras bakal berceceran di pinggir jalan. “Sekarang, kami-kami ini baru tau.
Rupanya kampung kami jadi tempat wisata. Buah menyala itu listrik masuk desa. Ular melingkar itu jalan yang belok-belok (berkelok). Ada pabrik gabah (beras). Dan ada banyak parkiran mobil. Kerbau sapi itu diikat,” katanya. Saya mengangguk. Si abang menambahkan, “Ya leluhur-leluhur kami tarakatnya kuat. Inilah ramalannya.”
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.