Dark/Light Mode

Mencermati Tsunami

Sabtu, 29 Desember 2018 06:37 WIB
KIKI ISWARA DARMAYANA
KIKI ISWARA DARMAYANA

RM.id  Rakyat Merdeka - Pantai-pantai yang landai di depan hotel atau vila antara Carita hingga Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, kini tak ramai lagi. Pasca diterjang tsunami pekan lalu, orang takut berekreasi di daerah tersebut.

Padahal di masa-masa libur panjang akhir tahun, wilayah Carita hingga Tanjung Lesung biasanya dibanjiri ribuan wisatawan. Miris memang. Suasana gembira anak-anak yang suka bermain di pantai tak ada lagi. Begitu pula ibu-ibu yang biasanya menawarkan otak-otak dan ikan asin tak terlihat lagi.

Baca juga : Biaya Politik Makin Tinggi

Mereka semua menjauhi pantai Apalagi setelah Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Rudy Suhendar, Kamis (27/12) lalu menyatakan, peningkatan status Gunung Anak Krakatau menjadi siaga, level III dari sebelumnya, waspada, level II.

Warga diimbau tidak main di pantai. Mereka juga diminta menjauhi gunung dalam radius 5 km, karena ada kemungkinan longsor susulan akibat tremor terus menerus. Kalau longsor, maka dikhawatirkan tsunami datang lagi.

Baca juga : Masih Bingung Pilih Siapa

Pesisir Selat Sunda, baik di Kabupaten Padeglang, Serang maupun Lampung Selatan memang mesti dicermati 24 jam non-stop. Badan Geologi, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) wajib bersinergi menghadapi kemungkinan terjadinya tsunami. Lembaga-lembaga pemerintah ini tak boleh saling menyalahkan.

Bila ada tanda-tanda bakal terjadi tsunami, secepatnya masyarakat mesti diberi tahu, sehingga mereka bisa segera lari ke bukit-bukit atau tempat yang lebih tinggi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.