Dark/Light Mode

“Cina & Saudi”

Minggu, 3 Maret 2019 06:28 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Dua bulan kemudian, Februari lalu, MBS mengunjungi Cina. Tentu saja dia tidak datang dengan tangan hampa. Selain pelajaran bahasa Mandarin yang akan masuk kurikulum pendidikan di Arab Saudi, juga ada paket investasi sangat besar.

Misalnya, ada kesepakatan pembangunan kompleks penyulingan minyak dan petrokimia senilai 10 miliar dolar. Arab Saudi juga menandatangani 35 perjanjian kerja sama ekonomi dengan Cina senilai 28 miliar US dolar!

Baca juga : Hebatnya Timnas

Sebelumnya, lewat China Railway Construction Corporation, Cina membangun jalur kereta metro Arab Saudi. Kereta ini antara lain dipakai selama pelaksanaan ibadah haji.

Sebaliknya, minyak Arab Saudi mengalir deras ke Cina. Apalagi China sekarang sudah menjadi importir minyak terbesar di dunia. Saudi Aramco, perusahaan minyak terbesar di dunia, memiliki kilang minyak di beberapa provinsi di Cina.

Baca juga : Bersihkan Sampah Visual

Dalam beberapa proyek, mereka juga bekerjasama dengan Sinopec, perusahaan raksasa minyak Cina. Bagaimana dengan isu yang sekarang menyerang China: represi terhadap Muslim Uighur?

Tentu saja, ini juga dibahas. Menariknya, MBS menyampaikan jawaban kejutan mengenai isu ini. “Cina memiliki wewenang mengatasi terorisme dan ekstrimisme karena itu adalah bagian dari keamanan nasional mereka,” kata MBS.

Baca juga : Pilpres Dan Pileg Jangan Oleng

Kedua negara kian mesra. Tentu saja, banyak kepentingan yang melatarinya. Dan satu prinsipnya: kejarlah uang dan investasi sampai ke negeri Cina, atau sebaliknya, ke negeri Saudi. Tampaknya, itulah “ideologinya”.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.