Dark/Light Mode

Penguasa Hong Kong Sebut RUU Ekstradisi Telah Mati, Tapi Belum Dicabut

Selasa, 9 Juli 2019 13:22 WIB
Carrie Lam dan stafnya.  (Foto SCMP)
Carrie Lam dan stafnya. (Foto SCMP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam Cheng Yuet-ngor mengatakan, RUU ekstradisi telah mati. Lam juga mengakui, RUU yang dibuat dan diusulkan pemeirntah itu merupakan produk yang gagal total.

RUU ekstradisi memungkinkan orang-orang di Hong Kong dikirim ke China daratan untuk diadili. Namun RUU itu memicu demonstrasi yang diwarnai kekerasan dan bentrokan. Menurut Carrie Lam, dia secara pribadi tidak mendukung RUU tersebut. Namun dia mengatakan, Pemerintah bisa saja  melanjutkan usaha meloloskan RUU tanpa keterlibatan dirinya.

"Saya sudah menghentikan usaha memperbaiki RUU, namun masih ada keraguan akan niat pemerintah dan kekhawatiran apakah pemerintah akan memulai proses pembicaraan lagi di Dewan Legislatif," katanya.

"Jadi saya tegaskan lagi di sini bahwa tidak ada rencana itu sama sekali. RUU ini sudah mati."

Baca juga : Sempat Ditahan Dua Tahun, WNI Bebas

Langkah ini sekarang dilihat sebagai kemenangan bagi sebagian besar warga Hong Kong. Banyak yang melakukan protes karena khawatir bahwa rencana ekstradisi itu akan mengancam kedaulatan hukum Hong Kong, yang berbeda dengan sistem hukum di China daratan.

Namun, pengamat Lokman Tsui, yang mengajar jurnalisme di Universitas China Hong Kong menilai tidak jelas apakah RUU itu telah dicabut atau belum. "Kata 'mati' bukanlah istiah hukum atau politik. Jadi masih belum jelas apakah itu ditarik, dan kita hanya bisa berasumsi tidak karena dia masih belum mengatakan kata-kata itu," terang Tsui.

"Jika mati untuk semua tujuan, lalu mengapa tidak mengatakan saja dan menariknya secara resmi? Carrie baru saja memainkan permainan PR saat ini, ” cuit Tsui di Twitter, dilansir the Guardian.

Yang lain mengatakan dia hanya mengulangi posisi pemerintah sebelumnya, bahwa RUU tersebut telah ditangguhkan.

Baca juga : Hong Kong Keukeuh Lanjutkan RUU Ekstradisi

"Apa yang saya katakan hari ini tidak jauh berbeda dari sebelumnya, tetapi mungkin orang ingin mendengar tanggapan yang sangat tegas, RUU telah mati. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir akan ada pembaharuan RUU di legislatif saat ini."

"Kami menangguhkannya, ketika tidak ada pembahasan, yaitu Juli tahun depan, itu akan otomatis kedaluwarsa," tambahnya.

Kepercayaan publik kepada Lam ada di titik terendah. Warga tetap kritis menanggapi pernyataannya. Di Facebook, satu pengguna memposting di bawah siaran langsung sambutannya: “Keras kepala ... dia tidak mengatakan apa-apa! Ditangguhkan !! "Yang lain berkata:" Kami perlu penarikan! "Pengguna lain menulis:" Jadi mereka dapat hidup kembali pada bulan Agustus tahun depan. "

Lam, berbicara sebelum bertemu penasihatnya di Dewan Eksekutif, menegaskan pemerintah tidak pernah menyebut protes pada 12 Juni sebagai 'kerusuhan', di mana terjadi bentrokan keras antara polisi dan sebagian besar demonstran muda. Dia menambahkan, apa yang dia dan kepala polisi sampaikan pada hari itu tidak akan memengaruhi upaya penuntutan Departemen Kehakiman.

Baca juga : Pemilu Sudah Baik, Tapi Belum Sempurna

"Saya bersedia terlibat dalam dialog terbuka dengan mahasiswa tanpa prasyarat," ujarnya. Para pemimpin mahasiswa dari delapan universitas menolak permintaannya untuk pertemuan skala kecil dan tertutup pada hari Jumat, dan mengatakan mereka hanya akan berbicara dengan Lam jika dia menyetujui dua prasyarat mereka: temui mereka di pertemuan terbuka dan berjanji membebaskan pengunjuk rasa.

Para pengunjuk rasa telah mendesak pemerintah untuk menanggapi sejumlah tuntutan lain: mencabut sepenuhnya RUU, mencabut semua referensi yang menyebut protes pada 12 Juni sebagai sebuah kerusuhan; membentuk komisi penyelidikan untuk memeriksa penggunaan kekuatan oleh polisi; dan meluncurkan reformasi demokratis.

China mengatakan gelombang protes merupakan "penentangan terang-terangan" terhadap model "satu negara, dua sistem" yang diterapkan di Hong Kong selama 22 tahun terakhir, setelah koloni itu dikembalikan Inggris di tahun 1997. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.