Dark/Light Mode

Ogah Untungkan Junta Militer

Rakyat Myanmar Mogok Kerja

Selasa, 9 Maret 2021 05:27 WIB
Seorang demonstran mengintip dari tameng pelindung dalam unjuk rasa di Yangon, Myanmar. Foto ini diambil Minggu (7/3). (Sumber : AFP/Getty Images).
Seorang demonstran mengintip dari tameng pelindung dalam unjuk rasa di Yangon, Myanmar. Foto ini diambil Minggu (7/3). (Sumber : AFP/Getty Images).

 Sebelumnya 
Pekerja medis di Yangon mengatakan, tentara mulai men­datangi dan menduduki rumah sakit terbesar di kota itu, RS Umum Yangon, RS Gandhi dan RS Spesialis Waibargi.

Sedangkan di Kota Mandalay, pasukan keamanan dikerahkan di RS Umum Mandalay, Universitas Yadanarbon, stasiun kereta api pusat Mandalay dan fasilitas umum lainnya. Termasuk kantor pemerin­tah dan otoritas listrik setempat.

Warga setempat juga melapor­kan, melihat puluhan personel keamanan dikerahkan di Kuil Buddha Mahamuni, salah satu si­tus ziarah populer di Myanmar.

Baca juga : Warga Myanmar Kabur Ke India

Sementara, empat kendaraan yang berusaha memasuki Uni­versitas Teknologi Mandalay mendapat penolakan warga. Namun, militer merespons dengan tembakan gas air mata dan peluru karet hingga melukai beberapa orang.

Di Monywa yang berdekatan dengan Mandalay, polisi dan tentara menduduki Universitas Monywa dan Universitas Ekonomi Monywa.

Sedangkan di Kota Mon nega­ra bagian Ye, pasukan keamanan menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah warga lokal yang memprotes pengambil alihan rumah sakit. Sedikitnya, dua orang warga terluka terkena peluru karet tentara.

Baca juga : Ogah Di Man City, Garcia Pilih Mudik Ke Blaugrana

“Itu hanya sekitar 12 tentara. Mereka mengatakan ditempat­kan di rumah sakit atas perintah atasan mereka. Mereka menga­takan tidak ingin bentrok dengan penduduk setempat, tapi akan menembak jika ada yang mem­buat masalah,” kata seorang warga setempat dikutip AFP.

Sementara, sumber polisi di Yangon mengatakan kepada me­dia online Myanmar Now, pen­dudukan bangunan publik dituju­kan untuk melawan efek Gerakan Pembangkangan Sipil (CDM).

Apalagi, kata sumber tersebut, sekitar 1.500 petugas polisi telah bergabung dengan CDM menen­tang kudeta 1 Februari lalu.

Baca juga : Habiskan 570 Juta Selama 23 Tahun Buat Makan Burger

Akibat perlawanan aparat, Per­serikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, hingga Rabu (3/3), 54 orang tewas sejak kudeta 1 Februari lalu, ketika demonstran bentrok dengan aparat keamanan.

Sementara, menurut kelom­pok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik Myan­mar menunjukkan, hampir 1.800 orang telah ditahan junta hingga Minggu (7/3).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.