Dark/Light Mode

Menggagas Fikih Siyasah Indonesia (41)

Kapan Formulasi Politik Islam Muncul?

Rabu, 5 Juli 2023 06:00 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Bagi Al-Māwardī imāmah dibangun sebagai reepresentasi kenabian untuk melindungi agama dan mengatur kehidupan masyarakat.

Keberadaan Imāmah merupakan sebuah keniscayaan. Bila ternyata telah berdiri lembaga ini dan memenuhi persyaratan yang berlaku.

Artinya, personel untuk mengangkat seorang menjadi khalifah diperlukan apa yang disebut Al-Mawardi dengan Ahl al-ikhtiyār dan Ahl al-imāmah.

Yang pertama berkewajiban memilih seorang imām dan yang kedua sosok yang tepat untuk dipilih menjadi imām.

Baca juga : Pelajaran Politik Dari Ratu Balqis

Dasar pemikiran Al-Mawardi tentang keniscayaan membangun lembaga imāmah ialah pertimbangan rasional (al-‘aql), pertimbangan Syar’i, dan persepakatan ulama (ijma’).

Yang terakhir diperselisihkan ulama, termasuk Ibnu Taimiyah yang berpendapat kekuasaan politik Nabi bukanlah imāmah atau khilāfah dalam arti institusi politik, negara, atau kerajaan, tetapi semata-mata karena kekuasaan nubuwwah atau khilāfah nubuwwah.

Menurutnya, Nabi ditaati bukan karena kedudukannya sebagai penguasa politik, tetapi karena kenabian dan kerasulannya.

Khilāfah sebagai institusi politik lahir karena alasan-alasan praktis-obyektif untuk memenuhi kebutuhan menyelenggarakan kehidupan bersama setelah Nabi wafat.

Baca juga : Mengenal Kelompok Ahluz Zimmah

Adalah sesuatu yang wajar dan niscaya ada seorang pemimpin tampil jika lebih dari dua orang dalam suatu tempat, dengan mengutip hadis Nabi:

“Mestilah ada seorang pemimpin walaupun hanya terdapat tiga orang yang mendiami bumi ini”.

Pertimbangan lainnya ialah perintah agama secara tekstual berasal dari sumber pokok agama yang ditegaskan dalam Al-Qur’an untuk taat kepada ulū al-amr, yaitu orang yang berkuasa memimpin:

“Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah, taatlah kepada Rasul, dan kepada ulū al-amr di antaramu” (Q. S. al-Nisa’/4:59).

Baca juga : Memperkenalkan Konsep Guluw

Selain ayat, Al-Mawardi juga mengutip hadis: “Akan memerintah kalian sesudahku nanti penguasa (pemerintah) yang baik dengan kebaikannya, dan yang jahat dengan kejahatannya. Dengarkanlah mereka dan patuhilah segala apa yang sesuai dengan kebenaran. Jika mereka berbuat baik, itu adalah untuk kalian dan untuk mereka; jika mereka berbuat baik akibat kebaikannya untuk kalian sedangkan akibat buruknya untuk mereka”.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.