Dark/Light Mode

Siapa Menikmati Subsidi Pupuk?

Senin, 6 September 2021 08:36 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Memang betul, harga pupuk Indonesia tidak kompetitif dibandingkan dengan harga pupuk di sejumlah negara. Pertanyaan selanjutnya kenapa begitu mahal? Data yang ada menunjukkan, 60-70 persen biaya produksi pupuk kita berasal dari biaya gas. Itu berarti, harga gas kita mahal, meskipun selama tiga tahun terakhir pemerintah sudah menurunkan harga gas untuk sejumlah industri, termasuk industri pupuk.

Baca juga : Tunda Dulu Ambisi Ekspor Beras (2/Selesai)

Baru-baru ini harga dasar gas untuk industri pupuk sudah di tingkat 6 dolar AS per MMBTU. Presiden Jokowi yang memerintahkan Luhut Panjaitan (Menko Kemaritiman dan Investasi) menurunkan harga gas sejumlah industri, ketika harganya berkisar 7-9 dolar AS per MMBTU.

Baca juga : Tunda Dulu Ambisi Ekspor Beras (1)

Sekadar catatan, total petani kita berkisar 25 juta; petani terdaftar 17 juta jiwa. Total lahan yang digarap berkisar 10,6 juta hektar. Dengan demikian, subsidi pupuk 25,2 triliun per tahun dinikmati oleh 17 juta petani.

Baca juga : Renungan Atas Jatuhnya Kabul

Karena kebutuhan pangan terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk kita, maka logikanya lahan yang disediakan pun harus ditingkatkan. Itulah sebabnya Jokowi meluncurkan, bahkan sudah melaksanakan proyek food estate di berbagai provinsi seperti Kalimantan dan Sumatera. Dengan sendirinya, kebutuhan pupuk nasional pun meningkat.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.