Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Sebelumnya
Heru meminta, Satgas Terpadu bersinergi dengan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta dalam melakukan penilaian terhadap keselamatan kebakaran pada gedung untuk memeriksa sejumlah aspek. Seperti, sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif, sarana penyelamatan jiwa, akses pemadam kebakaran, dan Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung (MKKG).
Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, pembentukan Satgas Terpadu tersebut dilakukan karena Jakarta ke depan akan tetap menjadi pusat perkembangan ekonomi nasional. Karena itu, perlu mempertimbangkan ketahanan dan ketangguhan terhadap bencana.
Baca juga : Kadinkes Lampung Reihana Bantah Sembunyikan 5 Rekening
Secara geografis, Jakartamemiliki karakteristik tanah lunak dan dikelilingi oleh beberapa sumber gempa, sehingga diperlukan mitigasi terpadu sejak dini dalam rangka mengurangi risiko terhadap bencana gempa bumi.
Dijelaskannya, Satgas Terpadu yang berjumlah 122 orang ini terdiri dari gabungan unsur-unsur pentahelix. Yakni, unsur Pemerintah Pusat yakni Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Unsur Pemprov DKI Jakarta yakni BPBD, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Disgulkarmat) dan Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan (DKCTRP). Kemudian, unsur masyarakat yakni Forum Pengurangan Risiko Bencana dan Jakarta Rescue, Kamar Dagang Dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Asia Pasific Alliance for Disaster Management (APAD) Indonesia dan Universitas Tarumanagara.
Baca juga : Bamsoet Dukung Rencana Prabowo Perkuat 3 Matra Militer
Isnawa menambahkan, pada tahap awal pemeriksaan akan dilakukan di Gedung Balai Kota Jakarta di Jakarta Pusat dan Menara Saidah di Jakarta Selatan. Kemudian, hasil pemeriksaan akan disampaikan kepada pemilik gedung dalam bentuk rekomendasi hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan ke depan.
Untuk tahap selanjutnya, pemeriksaan akan dilakukan sebanyak dua kali dalam sebulan dengan menyasar pada fasilitas umum dan fasilitas publik. Yakni, Pasar Kramat Jati, Apartemen Kalibata City, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja dan SMAN 99 Jakarta.
Baca juga : Makin Banyak Dana Desa, Kemakmuran Makin Cepat Terwujud
Isnawa bilang, Pemprov DKI selama ini telah melakukan berbagai upaya dalam pengurangan risiko bencana seperti peningkatan kapasitas bagi pengelola gedung bertingkat dan fasilitas publik.
“Seperti sosialisasi dan simulasi tanggap bencana, pendampingan Satuan Pendidikan Aman Bencana, serta penilaian keselamatan gedung terhadap ancaman kebakaran,” kata Isnawa.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya