Dark/Light Mode

LP3ES Gelar Diskusi

Di Masa Pandemi, Demokrasi Mulai Kehilangan Daya Tarik

Rabu, 18 November 2020 06:07 WIB
Direktur Center for Media and Democracy LP3ES, Wijayanto. (Foto/Ist)
Direktur Center for Media and Democracy LP3ES, Wijayanto. (Foto/Ist)

 Sebelumnya 
Kemudian hasil survei Indikator pada September 2020 juga menunjukkan bahwa ada lebih dari 50 persen masyarakat cenderung takut untuk menyatakan pendapat.

Temuan-temuan tersebut ­merupakan refleksi dari penanganan pandemi oleh pemerintah yang seakan-akan tidak menempatkan persoalan keselamatan jiwa sebagai persoalan utama.

Baca juga : Bertahan Di Tengah Pandemi, Kementan Apresiasi Peternak Sapi Perah Di Jakarta

“Hal itu dapat diketahui dengan sangat jelas dari blunder pejabat-pejabat nasional sebelum Corona masuk ke Indonesia.

Penanganannya juga tidak serius ketika pandemi semakin meluas. Bahkan, ada upaya untuk mendapat dukungan melalui strategi digital di Twitter yang sudah dianalisis dengan Social Network Analysis,” katanya.

Baca juga : Sasar Pelaku Usaha, Mandiri Syariah Rilis Tabungan Bisnis

Sayangnya, strategi digital untuk memanipulasi opini publik juga tidak berhenti pada isu Virus Corona.

Hal tersebut juga terjadi untuk isu Pilkada 2020 yang semakin lama semakin tinggi narasi dukungannya dengan memanfaatkan buzzer dan juga influencer.

Baca juga : Merajut Hati Di Tengah Pandemi Melalui Pewayangan

Terkait dengan Rancangan Undang-Undang KPK dan Omnibus Law Cipta Kerja, ada upaya represi terhadap aktoraktor masyarakat sipil kontra pemerintah dengan menggunakan cyber troops dan propaganda komputasi untuk dapat memanipulasi opini publik. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.