Dark/Light Mode

Dua Kisah 15 Januari

Minggu, 16 Januari 2022 06:38 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Camdessus, bankir asal Prancis itu, menyaksikan sambil menyilangkan tangan di dada. Banyak yang menafsirkan, Camdessus seperti seorang juragan yang mendikte pekerjanya. Gesturnya arogan. Soeharto, orang kuat Asia itu, tampak lemah. Tak berdaya. Memohon bantuan. Meminta saran.

Resep IMF terbukti salah. Belakangan, beberapa laporan menyebutkan, “resep ekonomi” yang keliru itu memang sengaja diberikan untuk menjatuhkan Soeharto.

Baca juga : Teka-teki Jadwal Pemilu 2024

National Security Archive yang bekerjasama dengan The George Washington University menyebutkan, pada 8 Januari, Presiden AS Bill Clinton menelepon Soeharto. Clinton meminta Soeharto bekerjasama dengan IMF.

Camdessus kemudian datang ke Menteng. Memberi utang dan saran. Salah satu sarannya; berikan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Rp147 triliun kepada 48 bank. Kebijakan itu, pahitnya terasa sampai sekarang.

Baca juga : Penjabat, Hindari Penyakit Ini!

Selanjutnya, kita tahu apa yang menimpa Soeharto dan Indonesia.

Reformasi kemudian datang dengan wajah cerah berbunga-bunga. KKN dihujat, pelaku politik diblender antara yang lama dan baru. Sekarang, tidak banyak lagi yang ingat slogan itu. Reformasi terlupakan. Layu.

Baca juga : Amerika Dan Detoks Politik Kita

“Reformasi” seperti monumen megah berlumut, berdiri arogan sambil melipat tangan. Dia tertawa terbahak-bahak. Menertawakan kita. (*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.