Dark/Light Mode

Menggeser Keyakinan Politik

Kamis, 27 Januari 2022 06:44 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Secara politik, ada yang diuntungkan, ada yang tidak. Partai-partai besar berpotensi akan tetap besar. Partai-partai menengah akan tetap sama jumlah dukungannya. Partai-partai kecil juga demikian. Partai-partai baru akan sulit merangsek masuk.

Lain cerita kalau ada satu tokoh kuat yang muncul atau dimunculkan tiba-tiba. Tokoh ini bisa melampaui kebesaran parpol. Contoh, SBY atau Jokowi.

Kemunculan keduanya seperti tiba-tiba saja. Padahal, sebelumnya, sudah ada gerakan-gerakan yang bekerja diam-diam. Menunggu saat tepat untuk dimunculkan supaya terhindar dari “sasaran tembak”.

Baca juga : Lagi-Lagi Impor

Sekarang, apakah ada “the new SBY atau Jokowi”? Sepertinya belum. Maka, ada potensi menyatukan dua keyakinan politik itu. Di-mixing. Diblender.

Pencampuran ini akan membingungkan pemilih. Serba salah. Masa’ memilih orang yang tidak didukung, entah itu sebagai capres atau cawapres.

(Partai) politik bisa mendikte pemilih seperti itu. Bisa melakukan “kawin paksa”. Atau, bahkan “incest politik”.

Baca juga : Perdebatan Nusantara

Rakyat bisa apa? Rakyat bisa menggeser “kiblat politiknya”. Merefresh keyakinan politiknya. Bahwa, “iman politik” tidak semata-mata didasarkan kepada orang atau figur idola yang terkadang bisa mengecoh. Karena, citra bisa dibentuk dan dipoles.

Menyikapi suatu isu bisa didasai oleh kecintaan terhadap lingkungan hidup, sikap anti korupsi, penyayang binatang, komunitas pejalan kaki, anti kekerasan, perlindungan konsumen dan sebagainya. Banyak sekali.

Dari titik inilah semua isu atau kasus disikapi. Isu itu didukung atau tidak. Seorang wakil rakyat dan eksekutif dipilih atau tidak. Menguntungkan atau tidak buat pribadi dan bangsa.

Baca juga : Kaderisasi Korupsi

Menyikapi satu isu misalnya, perlu didasari oleh pertanyaan. Misalnya, apakah merusak lingkungan atau tidak, berpotensi korup atau tidak, dan seterusnya. Bukan dilandasi oleh “dia idolaku. Benar salah dia idolaku”.

Kalau politik bisa mendikte rakyat, rakyat juga bisa melakukan hal serupa.(*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.