Dark/Light Mode

Terjerat Karena Ketiban Sial

Kamis, 21 Desember 2023 05:47 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Kasus terakhir menimpa Gubernur Maluku Utara, AGK. Dia terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang digelar KPK. AGK ditangkap di sebuah hotel di Jakarta Selatan, Senin (18/12/23).

AGK merupakan satu dari 18 orang yang ditangkap KPK. Dia menjadi tersangka kasus dugaan suap proyek pengadaan dan perizinan serta lelang jabatan.

Ini modus lama. Dari ratusan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang terjerat kasus korupsi, banyak terjerat kasus seperti ini.

Baca juga : Nyoblos Karena Suka, Atau…

Awal tahun lalu, malah lebih dahsyat. Di bulan Januari 2022, hanya dalam rentang waktu dua minggu, KPK bahkan menangkap tiga orang kepala daerah. Ini rekor per bulan. Dahsyat.

Setelah pemecahan rekor itu, ada harapan, kepala daerah lain pasti jera. Takut. Ternyata tidak. Lagi lagi ada yang tertangkap. Terus berulang. Modusnya mirip-mirip.

Kenapa ini terus terjadi? Setidaknya, modal untuk maju Pilkada sangat besar. Selain itu, rendahnya hukuman yang diterima, bisa mengurangi efek jera. Hukuman terhadap kasus korupsi dinilai semakin ringan.

Baca juga : Seriusi Transaksi Mencurigakan!

Kita misalnya sering dibuat kaget membaca berita seorang pejabat yang dipidana karena kasus korupsi “tiba tiba” sudah bebas saja.

Yang tak kalah pentingnya, peng awasan yang lemah terhadap proyek pengadaan barang, proses perizinan dan pengisian jabatan.

Terakhir, tentu saja, karena minimnya keteladanan. Bahkan, ada juga petinggi yang terkesan memberi contoh tidak baik dan sikap permissive.

Baca juga : Tekad Capres, KPK Bisa Membedah Lagi 

Kalau sudah begini, ketika ada pejabat jujur dan berintegritas, dianggap sebagai barang langka dan antik. Peninggalan zaman purbakala. Tidak bisa mengikuti arus zaman. Bahkan, ada yang menganggapnya “gila”.

Tidak heran kalau kemudian yang serius dianggap bercanda. Yang ber canda dianggap serius. Yang baik dianggap gila. Yang gila dianggap hebat. Semuanya menjadi “wajar”. Lalu berlomba-lomba mengejar “kewajaran” itu. Dari atas sampai bawah.

Adakah yang bisa menghentikannya?

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.