Dark/Light Mode

Kaderisasi Korupsi

Kamis, 20 Januari 2022 06:44 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Kalau banyak kepala daerah yang ditangkap karena korupsi, sangat mungkin Kolusi+Nepotisme di daerah berlangsung marak. Menjadi sangat biasa. Banal.

Kolusi+Nepotisme menjadi benih subur lahirnya korupsi. Anak, suami, istri, keluarga, sanak saudara, kerabat ke atas, ke samping, atas bawah, yang berkecimpung dalam lembaga eksekutif maupun legislatif, sudah biasa ditemukan di daerah.

Baca juga : Ironi Anak Muda

Hubungan ini membuka peluang mengubah proyek negara menjadi proyek keluarga yang memicu korupsi. Walau, selalu ada pengecualian. Tidak semua.

Fenomena ini menunjukkan adanya penyakit sangat kronis di negeri ini. Lebih parah dari pandemi. Karena, KKN sudah berlangsung sangat lama dan terus bermutasi dalam berbagai varian dan modus.

Baca juga : Dua Kisah 15 Januari

Bahkan, saking hebatnya “kaderisasi”, perilaku korupsi sudah menembus ke generasi Z, adiknya generasi milenial. Gen Z lahir sekitar tahun 1995-2010. Koruptor berusia 24 tahun adalah Gen Z.

Sayangnya, mereka yang bergerak saat lahirnya Tap MPR tentang KKN, atau UU anti korupsi, sekarang seperti tak berdaya. Bahkan, ada yang larut dan terlibat dalam aksi KKN yang pernah mereka kutuk.

Baca juga : Teka-teki Jadwal Pemilu 2024

Semoga, pandemi Covid-19 tidak memupuk atau mempersubur perilaku KKN. Stop kaderisasi KKN! Karena, “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Bisa lebih parah.

Itu harapan rakyat. Harapan “sederhana”, sembari berdoa harga-harga tidak terlalu melambung tinggi. (*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.